Ads 468x60px

Kapal Perusak

Kapal Perusak (Destroyer)

Kapal perusak atau destroyer merupakan kapal perang yang mampu bergerak cepat serta lincah bermanuver. Fungsi kapal perusak adalah memproteksi armada kapal perang yang berukuran lebih besar seperti kapal induk (carrier) atau capital warship (kapal tempur (battleship) atau kapal penjelajah (cruiser)) dari ancaman serangan peralatan perang yang lebih kecil seperti kapal...

Read More
Historical Battle of Iwo

Historical Battle of Iwo Jima

Pertempuran Iwo Jima terjadi antara 19 Februari - 26 Maret 1945, (dengan kode sandi Operasi Detasemen) adalah pertempuran di mana Amerika Serikat bertujuan merebut Iwo Jima dari Jepang. Invasi AS memiliki misi merebut dua lapangan udara di Iwo Jima. Dalam pertempuran tersebut, Amerika Serikat berhasil merebut Iwo Jima, termasuk pangkalan udara yang ada di pulau milik Jepang tersebut. Perang ini disebut sebagai perang tersengit...

Read More
Olimpedit quo minus

Mitsubishi A6M/Zero

Mitsubishi A6M yang terkenal, secara popular disebut dengan julukan “Zero”, adalah pesawat tempur kapal induk pertama di dunia yang mampu mengalahkan pesawat tempur “land-based” sejaman yang dia hadapi. Karena kecerobohan inteligen Sekutu, pesawat ini mampu meraih superioritas udara intermediet diatas Hindia Timur dan Asia Tenggara....

Read More
Itaque earum rerum

TBF Avenger

Grumman TBF Avenger adalah pesawat pembom torpedo yang awalnya dikembangkan untuk Angkatan Laut Amerika Serikat dan Korps Marinir , dan pada akhirnya digunakan oleh beberapa angkatan laut dunia. Mengawali karir AS pada tahun 1942, dan memulai debutnya pada Pertempuran Midway . Akibat minimnya pengalaman penerbang pembom torpedo Amerika,...

Read More
Epudiandae sint molestiae

KRI Irian

Kapal jenis ini adalah Kapal Penjelajah konvensional terakhir yang dibuat untuk AL Soviet, 13 kapal diselesaikan sebelum Nikita Khrushchev menghentikan program ini karena kapal jenis ini dianggap kuno dengan munculnya rudal (peluru kendali). Kapal ini adalah versi pengembangan dari Penjelajah Kelas Chapayev. KRI Irian sebenarnya adalah kapal Penjelajah Ordzhonikidze dari armada Baltik AL Soviet...

Read More
Sahut aut reiciendis

Tank Tiger, Masterpiece From world War 2

Tank Tiger adalah salah satu jenis Tank Berat Jerman yang beroperasi pada waktu Perang Dunia ke 2. Nama resmi Tiger adalah PzKpfw VI Ausf. E yang disandangnya sejak Maret 1943. Tank Tiger muncul pertama kali pada tahun 1942 sebagai usaha Jerman untuk mengalahkan Tank Uni Soviet, T 34 yang terkenal dengan mobilitas dan daya serang yang tinggi. Tank Tiger dirancang oleh Henschel dan Sohn dengan berat sekitar 60 ton tiap buahnya. Selama Perang...

Read More

Minggu, 29 Juli 2012

F-117A Nighthawk, Pesawat Siluman Pertama AS


F-117A Nighthawk merupakan pesawat siluman serang darat hasil dari program pesawat siluman Lockheed Have Blue, dan merupakan pesawat pertama yang dirancang khusus untuk menggunakan teknologi siluman.

F-117A banyak mendapatkan publikasi pada masa Perang Teluk. Kini Angkatan Udara Amerika Serikat berencana untuk mempensiunkan F-117, dikarenakan akan mulai dipakainya F-22 Raptor yang lebih efektif. F-117 akan mulai dipensiunkan secara bertahap dari Oktober 2006 sampai 2008, dan sudah tidak ada lagi pilot baru yang dilatih untuk menggunakan pesawat ini.

Penamaan huruf "F-" pada pesawat ini secara resmi tidak pernah dijelaskan. Namun, diperkirakan penamaan ini menggunakan konvensi penamaan pesawat militer Angkatan Udara Amerika Serikat sebelum tahun 1962, misalnya seperti F-111. Pada pesawat militer Amerika Serikat setelah tahun 1962, penamaan "F-" biasanya untuk pesawat tempur udara ke udara, "B-" untuk pesawat pengebom, "A-" untuk pesawat serang darat, dan "C-" untuk pesawat kargo (contohnya F-15 Eagle, B-2 Spirit, A-6 Intruder, dan C-130 Hercules). Pesawat siluman ini merupakan pesawat serang darat, karena itulah huruf awal "F-" dan penomorannya masih menjadi misteri.

Baru-baru ini sebuah film dokumentasi yang mewawancarai seorang anggota senior tim pengembangan F-117, mengatakan bahwa pilot-pilot terbaik akan lebih tertarik untuk mencoba pesawat "F-", dibandingkan pesawat "B-" atau "A-".

Cara Kerja Sistem Stealth Pada F-117




Pada gambar diatas Sebuah pesawat F-117 dapat menghindari radar karena pada desain pesawat tersebut memiliki minus lekukan sehingga radar yang datang dari musuh akan di pantulkan sehingga yang muncul pada monitor RCS musuh hanyalah dot-dot (titik-titik) yang sangat kecil yang bisa dianggap sebagai gerombolan burung dan bukanlah pesawat yang sedang menyelinap.

 
Mirip cara Terbang Burung Walet


Pesawat tanpa sistem stealth (siluman)

Gambar kedua ini adalah sebuah pesawat F-15 Eagle yang dalam desainnya banyak memiliki lekukan-lekukan tajam pada body nya sehingga dapat di tangkap oleh radar dengan baik dan muncul dalam monitor RCS sebagai dot-dot pesawat tempur yang menyusup.


Pada prinsipnya, supaya pesawat tersebut menjadi stealth (siluman) adalah cara memperkecil Radar Cross Section (RCS) yang tampak pada Radar. Langkah yang dilakukan adalah membuat desain bentuk pesawat tersebut sedemikian rupa sehingga permukaan-permukaan pesawat sekecil mungkin memantulkan energi yang dipancarkan radar untuk ditangkap kembali oleh antena radar. Bahkan bila perlu bentuk pesawat tersebut sama sekali tidak memantulkan energi radar. Kalaupun dipantulkan, diusahakan agar pantulan energi radar tersebut diarahkan ke arah lain sehingga jika ada yang tertangkap kembali, paling tidak hanya sebagian kecil saja. Untuk itu, maka bentuk pesawat dibuat aneh tidak seperti biasanya. Seperti contoh, bentuk pesawat B-2 yang memiliki rentang yang sama panjangnya dengan rentang pesawat DC-10 namun bentuknya dibuat pipih dan melengkung di bagian tengah badannya. Dengan bentuk demikian, disamping cepat rambat pancaran radar diperlambat juga memberikan efek pantulan ke segala arah.

Bentuk sayap pesawat juga memengaruhi pantulan pancaran energi radar. Bentuk sayap pesawat lama yang lurus ke samping misalnya memberikan pantulan yang sempurna sehingga pesawat ini mudah terdeteksi. pada layar monitor, titik RCS pesawat-pesawat itu tampak besar.

Melihat kenyataan demikian, kemudian orang membuat sayap sayung kebelakang, memang memperkecil pantulan namun tidak memuaskan karena RCS makin besar, maka dibuatlah delta yang membuat sebagian besar pancaran radar yang mengenai sayap itu, sebagian besar dibuang ke arah lain. Kemudian dibuat sayap dengan bentuk sabit seperti yang dimiliki pesawat-pesawat generasi berikutnya. Dengan membuat lengkungan pada bagian sayap, leading edge, maka pantulan ke arah lain semakin sempurna.

AH-64 Apache
Desain lain adalah membentuk pesawat bersegi-segi kubustik seperti bentuk mata faset, seperti pada mata capung. Bentuk tersebut juga ditemui pada helikopter pada generasi 1980-1990-an seperti pada AH-1 Cobra, dan AH-64 Apache sehingga pantulan radar tidak kembali ke antena radar.

Kemudian umumnya desain pesawat stealth tidak mengijinkan adanya pylon atau penggantung rudal maupun roket yang digantungkan pada badan dan sayap pesawat seperti yang dijumpai pada pesawat umumnya. Sehingga rudal ditempatkan pada rak-bom (bomb bay) khusus.

Cara lain yakni dengan menggunakan material khusus yang dikenal sebagai RAM (Radar Anti material) yang merupakan bahan penyerap energi pancaran radar. Bahan-bahan tersebut antara lain komposit berupa graphyte epoxy dari karbon. Karena bahan itulah, maka energi radar tidak terpantulkan.


Mungkin seperti itulah gambaran mudahnya mengapa sebuah pesawat bisa lolos dari monitor pengawas musuh. Walapun begitu, pesawat F-117 ternyata memiliki kelemahan juga, pada saat konflik Yugoslavia, pesawat ini tertangkap radar dan tertembak jatuh oleh misil SA-3 SAM buatan Russia.


Ternyata jatuhnya pesawat itu pada saat bom bay nya (pintu bom) dalam keadaan terbuka sehingga mungkin sudut-sudut tajam itulah yang tertangkap oleh radar kemudian di seranglah dengan misil darat ke udara tersebut (surface to air missile).

Kesimpulannya, akan perlu penyempurnaan pada setiap generasi pesawat tempur, dengan penyempurnaan tersebutlah pihak suatu negara memperkecil jumlah korban jiwa yang berjatuhan.




Karakteristik umum
Kru                    : 1
Panjang              : 65 ft 11 in
Lebar sayap       : 43 ft 4 in
Tinggi                 : 12 ft 9.5 in
Luas sayap         : 780 ft²
Bobot kosong     : 29,500 lb
Bobot terisi         : 52,500 lb
Mesin                 : 2× General Electric F404-F1D2 turbofans, 10,600 lbf masing-masing

Kinerja
Laju maksimum           : Mach 0.92 (617 mph, 993 km/h)
Laju jelajah                  : Mach 0.92
Jarak jangkau              : 930 NM
Batas tertinggi servis   : 69,000 ft
Beban sayap                : 65 lb/ft²
Dorongan/berat           : 0.40

Persenjataan
2 × internal weapons bays with one hardpoint each (total of two weapons) equipped to carry:
Bombs:
BLU-109 hardened penetrator
GBU-10 Paveway II laser-guided bomb
GBU-12 Paveway II laser-guided bomb
GBU-27 Paveway III laser-guided bomb
JDAM INS/GPS guided munition

Sumber            : id.wikipedia.org
                         terselubung.blogspot.com
                         www.indowebster.web.id
                         kaskus.co.id
                        

Rabu, 25 Juli 2012

Panzer VIII Maus, Tank Terbesar dan Terberat dari Jerman


Panzer VIII Maus (atau Panzerkampfwagen VIII Maus) merupakan tank paling berat yang selesai dikerjakan pada tahun 1944. Rancangan dasar Tank ini bernama VK7001 / Porsche Type 205 yang diusulkan oleh Ferdinand Porche kepada Adolf Hitler pada bulan Juni 1942. Pengerjaan tank ini terbilang cepat, prototype pertama dibuat pada tahun 1943. Awalnya tank ini diberi nama Mamut atau Mammoth dalam bahasa Inggris, nama yang pas karena terinspirasi dari gajah jaman prasejarah yang besar dan kuat. Namun akhirnya, nama itu kemudian diubah menjadi Mauschen (mausie) pada Desember 1942, sebelum akhirnya diputuskan menggunakan nama Maus (mouse) pada Februari 1943.

Kedua prototipe (satu dengan menara, satu tanpa menara) menjalani uji coba pada akhir tahun 1944. Tank ini memiliki panjang 10,2 meter (33 kaki 6 in), Lebar 3,71 meter (12 ft 2 in), Tinggi 3,63 meter (11,9 kaki) dan Beratnya yang mencapai 200 ton metrik yang awalnya direncanakan hanya memiliki berat 100 ton.

Untuk persenjataan utama Maus menggunakan Kanon 128mm, dengan senjata bantuan 75mm, dengan ketebalan baja 40-240mm. Maus dioperasikan oleh 6 awak, dan rencananya akan diproduksi hingga 200 unit, namun hingga akhir perang, hanya dua unit yang berhasil dibuat.

untuk berat yang dapat dibawa dalam tangki. Meskipun desain menyerukan kecepatan maksimum 20 kilometer per jam (12 mph), mesin tidak ditemukan yang dapat membangkitkan daya listrik prototipe untuk lebih dari 13 kilometer per jam (8,1 mph) dalam kondisi ideal. Berat juga tidak memungkinkan untuk menyeberang jembatan yang paling; itu dimaksudkan untuk ford atau menenggelamkan dan menggunakan snorkel untuk menyeberangi sungai.

Masalah utama dalam pengembangan Maus adalah menemukan mesin yang cukup kuat untuk menggerakan Tank Maus. Meskipun didesain memiliki kecepatan 20 kilometer per jam, tetapi kenyataannya tak satupun mesin di waktu itu yang mampu mencapai kecepatan diatas 13 km/jam dengan bobot kendaraan hampir 200 ton.

Selain itu pula, dengan berat seperti itu, tidak ada satupun jembatan yang akan mampu menahan bobotnya, karena terlampau berat, sehingga para insinyurnya mencari akal dengan cara membuat snorkel diatas Maus, sehingga Maus bisa berjalan di dasar sungai, dan memiliki kemampuan selam 45 kaki.


Spesifikasi :
Panzerkampfwagen VIII Maus
Pembuat                      : Ferdinand Porche
Tahun Produksi           : 1943
Jumlah dibangun          : 2
Awak                          : 6 Orang
Persenjataan                : Kanon 128mm, kanon bantuan 75mm, 2 machine Gun MG42
Dimensi                       : Panjang 10,1m; Lbr 3,67 ; tinggi 3,66m ; tebal baja 240mm
Berat                           : 188.000 kg (188 ton)
Mesin                          : Daimler-Benz MB 509
Performa                     : Kecepatan Max 13 Km /jam
  dapat menyelam dan berenang dengan ketinggian 45kaki  

Sumber            : automotivedunia.blogspot.com
                          en.wikipedia.org
                          terselubung.blogspot.com
                          faktawow.com                           


Minggu, 22 Juli 2012

WP Weserflug 1003, V-22 Osprey Versi Perang Dunia ke-2


WP Weserflug 1003, adalah pesawat Jerman yang dirancang pada tahun 1938 oleh Weserflug . Tujuan dari proyek ini adalah membangun sebuah pesawat militer dengan rotor yang dapat dimiringkan dengan karakteristik VTOL untuk digunakan dalam Perang Dunia II .

Pada awal tahun 1938 rencana untuk pesawat rotor tilt rotor disusun, dan proyek bernama P 1003 didukung oleh Kementerian Udara. Pesawat ini dibangun dengan sayap terpasang tinggi yang bisa menjadi berengsel di tengah jalan bersama, dan dengan baling-baling pada setiap ujung sayap. Menggunakan mesin tunggal Daimler-Benz DB 600 yang dipasang di tengah badan pesawat, dan drive shaft terhubung ke mesin baling-baling  yang normal memiliki diameter 4 meter, ketika untuk lepas landas baling-baling akan memiliki diameter 2 meter. Rencana awal pesawat akandilengkapi dengan roda landing gear yang dapat ditarik.

Desain WP Weserflug 1003
Untuk lepas landas, seluruh bagian luar dari sayap dapat diputar 90 derajat sehingga baling-baling diarahkan lurus ke atas sehingga mereka akan menciptakan gaya angkat yang akan meninggalkan pesawat dari tanah dengan cara yang mirip dengan helikopter. Setelah di baling-baling udara akan diputar untuk posisi horizontal dan akan mendorong pesawat ke depan.

Namun, pesawat itu tidak pernah dibangun karena kompleksitas sistem VTOL, meskipun desain yang sangat mirip kemudian dibangun oleh Amerika Serikat bernama Boeing V-22 Osprey , yang dimulai pengujian pada tahun 1989.

Focke-Wulf Ta 183, Inspirator Mig-15

Focke-Wulf Ta 183 Huckebein (Hunchback) adalah desain pesawat tempur bertenaga jet yang dimaksudkan sebagai penerus Me Messerschmitt 262 dan pesawat tempur Luftwaffe lainnya selama Perang Dunia II. Pesawat ini dikembangkan hanya sampai sebatas pengetesan model ketika perang berakhir, tetapi desain dasar dikembangkan lebih lanjut selama pasca-perang di Argentina sebagai FMA Pulqui II.

Pada awal tahun 1945, Reichsluftfahrtministerium (RLM) menyadari perkembangan jet Sekutu, dan lebih khawatir lagi bahwa mereka mungkin harus menghadapi serangan pesawat pembom Gloster Meteor. Sebagai tanggapan, mereka melembagakan Emergency Fighter Program dan mengakhiri produksi sebagian besar pesawat pembom dan pesawat multi-peran yang mendukung pesawat fighter, terutama jet tempur. Selain itu, mereka mempercepat pengembangan desain eksperimental yang akan menjamin keunggulan kinerja, desain ini yang nantinya akan menggantikan pesawat jet pertama Jerman (Messerschmitt Me 262 dan Heinkel He 162).

Hasilnya adalah serangkaian desain canggih, beberapa pesawat menggunakan sayap menyapu untuk meningkatkan kinerja transonik dan menggunakan desain ekor pendek berekor untuk tujuan yang sama. Semenjak insinyur pesawat Jerman sadar bahwa desain pesawat yang memiliki ekor dapat mengalami masalah stabilitas serius dalam transonik tersebut, berbagai metode stabilisasi dikembangkan. Desain tim Kurt Tank 's dipimpin oleh Hans Multhopp dirancang pada tahun 1945 desain pesawat tersebut kemudian dikenal sebagai "Huckebein", dan juga dikenal sebagai Project V (Proyek VI di beberapa referensi) atau Desain II di Focke-Wulf.

DESAIN
Pengembangan Ta 183 dimulai sejak tahun 1942 sebagai Proyek VI, ketika insinyur Hans Multhopp membentuk tim untuk merancang pesawat tempur baru, berdasarkan pemahamannya yang sebelumnya Focke-Wulf desain studi untuk pesawat tempur tidak memiliki kesempatan untuk mencapai hasil karena tidak memiliki potensi untuk memiliki kecepatan transonik. Pesawat ini direncanakan akan menggunakan mesin Heinkel HES 011 turbojet .

Persenjataan utama pesawat terdiri dari empat meriam 30 mm (1,18 di) MK 108. Pesawat ini memungkinkan juga untuk membawa beban bom seberat 500 kg (1.100 lb), terdiri dari satu 500 bom SD atau SC, satu BT 200 bom, lima SD atau SC bom atau kamera pengintai Rb 20/30. Senjata akan ditampung di ruang peralatan di bagian bawah badan pesawat.

Fw SuperLorin Modell kl3
Tim Multhopp juga serius mengeksplorasi versi kedua dari desain dasar, yang dikenal sebagai Desain III, dimodifikasi Desain II (aku tidak tahu apa namanya, mungkin Desain II ). Desain II  hanya dilakukan modifikasi kecil, dengan ujung sayap sedikit berbeda berbentuk dan reposisi dari mesin pendarat . Versi kedua memiliki sweepback berkurang sampai 32 °, memungkinkan sayap dan kokpit untuk dipindahkan ke belakang. Ekor juga didesain ulang, menggunakan mode  ekor pendek horisontal untuk me-mount kontrol permukaan tepat di atas garis belakang badan pesawat. Versi ini terlihat jauh lebih "konvensional" dengan cockpit modern, meskipun desain pesawat sedikit gemuk karena panjang pesawat keseluruhan terbilang lebih pendek dari HES 011.

Ilustrasi Pesawat Huckebein
kedua skema didaftarkan dalam kompetisi resmi yang diperintahkan oleh Oberkommando der Luftwaffe pada akhir 1944. Pada tanggal 28 Februari 1945, Komando Tinggi Luftwaffe memeriksa proposal berbagai pesawat fighter darurat dan memilih Junkers EF128 untuk dikembangkan dan diproduksi, tim Focke-Wulf mendapatkan tempat kedua. Namun, dalam beberapa minggu terakhir masa perang, diputuskan bahwa desain tim Focke-Wulf meupakan desain yang terbaik dan, pada pertemuan di Bad Eilsen , Tank diperintah untuk mengatur mock-up dan untuk merencanakan produksi penuh. Huckebein memiliki kecepatan yang direncanakan sekitar 1.000 km / jam (620 mph) pada ketinggian 7.000 m (22.970 kaki) dan diperkirakan bahwa 300 pesawat per bulan akan diproduksi, setiap pesawat akan diproduksi 2.500 orang perjam.

Sebanyak 16 prototipe itu harus dibangun, untuk menguji antara Desain II dan variasi III. Pesawat Versuchs (seri uji eksperimental), Ta 183 V1-V3 itu harus didukung oleh turbojet Jumo 004B, sambil menunggu pengiriman mesin jet 011 HES. Ta 183 V4-V14 merupakan pesawat pra-produksi dan V15-V16 digunakan untuk menjadi pesawat uji statis. Penerbangan pertama pesawat itu dilaksanakan pada Mei 1945, tetapi tidak pernah terwujud dengan disitanya fasilitas Focke-Wulf oleh pasukan Inggris pada 8 April 1945.

Karakteristik umum
Kru                             : Satu
Panjang                       : 9,20 m (30 ft 2 in)
Lebar sayap                : 10.00 m (32 ft 10 in)
Tinggi                          : (?)
Wing area                    : 22,5 m² (242 ft ²)
Berat kosong               : 2.380 kg (£ 5247)
Loaded weight             : 4.300 kg (£ 9480)
Powerplant                  : 1 × Heinkel HES 011 turbojet , 13 kN (2.700 lbf)
Kecepatan maksimum : 955 km / jam (593 mph)
Moyang dari                : MiG-15, MiG-17, F-86 Sabre

Persenjataan
4 × meriam 30 mm (1,18 di) MK 108
4 × Ruhrstahl X-4 AAMs atau bom 500 kg (£ 1102) 

Sumber : wikipedia.org

H-4 Hercules "Spruce Goose"


Hughes H-4 Hercules (no. pendaftaran NX37602 atau juga dikenal sebagai "Spruce Goose") adalah prototipe pesawat angkut berat yang dirancang dan dibangun oleh perusahaan Hughes Aircraft. Pesawat melakukan penerbangan satu-satunya pada tanggal 2 November 1947 dan proyek ini tidak pernah maju di luar contoh tunggal yang dihasilkan. Dibangun dari kayu karena bahan baku perang pembatasan pada penggunaan dari aluminium, itu dijuluki "Spruce Goose" oleh para kritikus, meskipun dibuat hampir seluruhnya dari birch, bukan cemara. Hercules adalah perahu terbang terbesar yang pernah dibangun, dan memiliki lebar sayap terbesar dari setiap pesawat dalam sejarah. Ia bertahan dalam kondisi yang baik di Evergreen Aviation Museum di McMinnville, Oregon, USA.

Sementara ide asli untuk HK-1 Hercules datang dari Henry J. Kaiser, pembuat kapal selama Perang Dunia II dan Angkatan Darat AS, Howard Hughes orang yang membawa 'Spruce Goose "ke dalam keberadaan di tahun 1947.

Pesawat kayu 400.000 pon memiliki lebar sayap 320 kaki (yang hanya 40 meter kurang dari lapangan sepak bola) dan diusulkan sebagai cara untuk membangun pesawat yang bisa membawa pasukan dan kargo tanpa menggunakan bahan perang yang berharga. Pesawat memiliki lambung tunggal yang besar, diproduksi dorong dengan delapan mesin dan pada saat itu selesai pada tahun 1947, memiliki biaya pemerintah US $ 22 juta dan Hughes $ 18 juta.

Hughes direncanakan untuk membawa 750 tentara yang lengkap atau salah satu tank Sherman M4. HK-1 adalah pesawat terbesar yang pernah dibangun hingga saat itu, pada kenyataannya, itu tiga kali lebih besar dari pesawat yang datang sebelumnya. Meskipun semua uang dan waktu yang masuk ke penciptaan, pesawat hanya terbang sekali; itu menempuh jarak satu mil, pada ketinggian sekitar 33 kaki.

Karakteristik umum
* Crew: 3
* Panjang: 218 ft 8 in (66,65 m)
* Lebar sayap: 319 ft 11 in (97,54 m)
* Tinggi: 79 ft 4 in (24,18 m)
* pesawat Tinggi: 30 ft (9,1 m)
* Berat terisi: £ 400.000 (180.000 kg)
* Mesin: 8 × Pratt & Whitney R-4360 Wasp Mayor mesin radial, 4.000 hp (2640 kW) masing-masing
* Propeller: berbilah empat Hamilton Standard, prop, 1 per mesin
o Propeller diameter: 17 ft 2 in (5,23 m)

Kinerja
* Kecepatan jelajah: 250 mph (407,98 km / h)
* Range: 3.000 mi (4.800 km)
* Service ceiling: 20.900 kaki (6.370 m)

Sumber            : Kaskus.co.id
                          Indowebster.com

XF-85 Goblin : "The Flying Egg"


XF-85 Goblin adalah sebuah pesawat tempur yang dikembangkan selama Perang Dunia II dan dimaksudkan untuk dibawa dalam ruang bom raksasa daro Convair B-36 bomber sebagai "parasite fighter" defensif. Karena kecil dan rupanya bundar, ia diberi nama "The Flying Egg".


Desain dan Pengembangan
Memiliki Bentuk Seperti Telur Terbang
McDonnell XF-85 Goblin dirancang untuk memenuhi kebutuhan USAAF untuk satu-kursi pesawat tempur-kawal "parasit" yang dapat diangkut oleh sebuah pesawat bomber besar. Pengembangan dua prototip telah diperintahkan pada Maret 1947. Desain hasilnya sepenuhnya memiliki batasan desain, yang diperlukan untuk dapat masuk ke dalam ruang bom dari B-36 (meskipun pertama kali diuji dengan pesawat B-29). B-36 ditunjuk sebagai pesawat induk yang dapat mengangkut tiga Goblins.

Sebuah badan pesawat kecil dan pendek dipasangi dengan sayap tertekuk yang dapat dilipat dan dipasang rendah/menengah, dengan bentang 21 kaki 1,5 inci (6,44 m). Pesawat ini bermesin sebuah turbojet Westinghouse J34-WE-7, dengan daya dorong 3000 lb (1361 kg). Tidak ada roda pendaratan kecuali untuk peluncuran darurat. Pesawat tempur ini dimaksudkan untuk dapat kembali ke pesawat induk dan dok dengan rekstok gantung, dengan menggunakan pengait yang dapat ditarik masuk.




Sejarah Pengoperasian
Sekarang sudah di musiumkan
McDonnell membuat dua prototipe Goblin (USAF Serial no. #46-523 dan #46-524). Selama pengujian terowongan angin di Moffett Field, California, prototipe pertama XF-85 rusak. Akibatnya, prototipe kedua-lah yang digunakan untuk uji penerbangan pertama; penerbangan pertama dilakukan pada tanggal 23 Agustus 1948. Karena prototipe B-36 tidak tersedia, semua tes penerbangan XF-85 dilakukan menggunakan pesawat induk konversi dari Boeing EB-29 Superfortress. Pada penerbangan pertama, setelah lebih dari dua jam uji terbang menjadi jelas bahwa turbulensi disekitar bomber membuat kesulitan kontrol. Dalam penerbangan, pesawat ini stabil, mudah diterbangkan dan cepat stabil setelah putaran. Namun, banyak pilot mengalami kesulitan untuk mengaitkan Goblin ke rekstok gantung Bomber.

Penghentian program XF-85 pada pertengahan 1949 merupakan akibat dari beberapa faktor:
1. Pengaitan pesawat ke pesawat induk terbukti jauh lebih sulit daripada yang diperkirakan; bahkan tes pilot berpengalaman juga mengalami kesulitan. (Di sisi lain, Chuck Yeager menyatakan bahwa pilot tes XF-85 tidak mampu melakukan formasi terbang.)
2. XF-85 bukan tandingan dari fighters konvensional musuh untuk melindungi bombers – pesawat ini lebih lambat dan persenjataannya jauh lebih ringan.
3. Meningkatnya jarak jangkau berbagai pesawat jet tempur-kawal (bersama-sama dengan ditemukannya pesawat pengisi bahan bakar) memungkinkan pesawat-kawal untuk melindungi bombers selama misi mereka.
4. Anggaran ketat yang berarti program kurang penting seperti XF-85 dibatalkan.


Nantinya, B-36 digunakan sebagai pesawat induk untuk tes serupa, yang membawa pesawat tempur konvensional Republik F-84 Thunderstreak. Tes ini, dikenal sebagai eksperimen FICON (Fighter Conveyor), juga dianggap kurang berguna untuk penggunaan jangka panjang, sehingga akhirnya dibatalkan.


Specifications (XF-85)
General characteristics
•Crew: 1
•Length: 14 ft 10 in (4.5 m)
•Wingspan: 21 ft 1 in (6.4 m)
•Height: 8 ft 3 in (2.5 m)
•Wing area: 90 ft² (8.3 m²)
•Empty weight: 3,740 lb (1,696 kg)
•Loaded weight: 4,550 lb (2,063 kg)
•Max takeoff weight: lb (kg)
•Powerplant: 1× Westinghouse XJ34-WE-22 turbojet, 3,000 lbf (13.3 kN)

Performance
•Maximum speed: 664 mph (1,069 km/h)
•Service ceiling: 48,000 ft (14,630 m)
•Rate of climb: 12,500 ft/min (3,810 m/min)
•Wing loading: 51 lb/ft² (247 kg/m²)
•Thrust/weight: 0.66

Armament
•4x 0.50 in (12.7 mm) M2 Browning machine gun

Minggu, 15 Juli 2012

Tanket Tipe 95 Ha-Gō, Tank Mini Tentara Kekaisaran Jepang


Tipe 95 Ha-Gō adalah tank ringan yang digunakan oleh Tentara Kekaisaran Jepang dalam operasi-operasi pertempuran selama Perang Sino-Jepang Kedua dan Perang Dunia Kedua. Meskipun sangat lambat untuk sebuah tank ringan, namun cukup teruji dalam menghadapi pasukan infantri lawan dalam kampanye di Manchuria dan Cina, karena Tentara Revolusioner Nasional Cina hanya memiliki sangat sedikit tank atau senjata anti-tank tandingan. Namun begitu, Tipe 95 memiliki lapisan baja atau peralatan yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tank-tank sejenis milik sekutu, dan sudah dianggap usang pada awal Perang Dunia II. Lebih dari 2000 buah Tipe 95 diproduksi.

Sejak awal 1930-an, tentara Jepang telah memulai eksperimen perang mekanis yang meng-kombinasikan infantri dengan tank, namun tank medium Tipe 89 I-Go tidak dapat mengimbangi laju infantri yang dimotorisasi yang dapat bergerak hingga 40 km/jam dengan truk. Untuk memecahkan masalah ini, Biro Teknik Angkatan Darat mengusulkan sebuah tank ringan baru dengan kecepatan 40 km/jam dan mulai dikembangkan pada 1933. Prototipe tank baru tersebut selesai pada 1934 di Sagami Arsenal. Kecepatan dan ketipisan lapisan baja yang dimilikinya sama dengan tank penjelajah milik Inggris atau tank BT milik Soviet. Nama kode untuk tank tersebut adalah "Ha-Gō" (ハ号), disebut demikian karena adalah ”tipe ketiga” dari tank yang dikembangkan.


Pada 1935, sebuah pertemuan diadakan di Biro Teknik Angkatan Darat, Tipe 95 dipresentasikan sebagai sebuah tank tempur utama untuk satuan-satuan infantri mekanis. Infantri meragukan lapisan bajanya tidak cukup tebal untuk mendukung pasukan, namun kavaleri menyatakan bahwa kecepatan dan persenjataan yang diperbaiki meng-kompensasi kekurangan tersebut. Pada akhirnya infantri setuju karena Tipe 95 tetap unggul dari satu-satunya alternatif lain, mobil berlapis baja.

Produksi dimulai pada 1935 oleh Mitsubishi Heavy Industries. Pada 1939, 100 unit dibuat. Mitsubishi akan terus membuat hingga 853 buah di pabriknya, dengan 1250 unit lainnya dibuat oleh Sagami Arsenal, Hitachi Industries, Niigata Tekkoshō, Kobe Seikoshō, dan Kokura Arsenal.


Tipe 95 adalah pengembangan besar tank dan tanket Jepang, namun segera dilibatkan dalam sebuah program intensif memproduksi varian-varian yang lebih maju seperti model Manshū (Tipe M) yang merupakan turunan langsung dari Ha-Gō. Tipe M identik secara teknis namun dikembangkan untuk digunakan di sekolah tank Tentara Kwantung, di Manchukuo dan direncanakan disediakan dalam jumlah yang jauh lebih besar untuk satuan-satuan lapis baja Tentara Kekaisaran Manchukuo serta diproyeksikan diproduksi massal di negara tersebut.

Pengembangan lainnya adalah tank ringan Tipe 98 Ke-Ni yang memasuki produksi pada 1942 dengan 200 buah dibuat. Turunan ini memiliki lapisan baja lebih baik dan membawa persenjataan terdiri dari satu meriam Tipe 100 37 mm dan dua senapan mesin 7,7 mm.

Tipe 95 juga merupakan basis tank amfibi Tipe 2 Ka-Mi yang membuktikan keandalannya dalam kampanye awal Jepang pada Perang Dunia II.

BTR-90, Badak Baja dari Rusia


BTR-90 (GAZ-5923) adalah kendaraan pengangkut lapis baja (APC : armored personil carrier ) berpenggerak roda 8x8 buatan Rusia, APC ini dirancang pada tahun 1993 dan pertama kali tampil di khalayak umum pada tahun 1994. Merupakan varian yang lebih besar dari seri sebelumnya yaitu BTR-80, kendaraan ini dilengkapi dengan bagian atas (turret) dari BMP-2. Pelindung yang lebih baik dari BTR-80 memberikan perlindungan terhadap penetrasi proyektil kaliber 14,5 mm.

BTR-90
Kendaraan ini dilengkapi dengan meriam otomatis 2A42 kaliber 30 mm, senapan mesin kaliber 7,62 mm dan meriam anti tank (ATGM) AT-5 Spandrel juga pelontar granat otomatis AGS-17 kaliber 30 mm. Produksi dalam jumlah terbatas telah digunakan oleh militer Rusia.

Pengembangan kendaraan ini dilakukan di Arzamas Machine Building Plant (AMZ) yang merupakan anak perusahaan dari GAZ Joint Stock Company. Pengembangan dimulai sejak awal tahun 1990an, purwarupa pertama selesai di tahun 1994 dan pada tahun yang sama diperkenalkan ke publik. Kendaraan ini diperuntukan sebagai kendaraan pendukung militer Rusia yang berfungsi sebagai kendaraaan pengangkut personel, kendaraan intai, dan patroli. Varian yang beragam dapat dibuat dengan memakai chassis BTR-90 ini. Kendaraan ini dirancang dengan kemampuan mobilitas yang tinggi di berbagai medan jalan dan pertempuran sekaligus memberikan kepada kru dan penumpangnya. BTR-90 dilengkapi dengan persenjataan yang digunakan pada BMP-2.

Bagian depan dari BTR-90 bentuk lancip sama halnya seperti kendaraan APC LAV-25. Dengan ukuran yang dibuat lebih besar dan tinggi dari pendahulunya BTR-80.

Mesin diesel turbo charger, liquid cooled dan sistem multi-fuel digunakan sebagai mesin BTR-90 dan dapat menghasikan power sebesar 510 bhp. Bagian roda dibuat dengan desain delapan roda dan kemampuan bergerak mundur, lengkap dengan kemampuan pergerakan kecepatan roda yang berbeda pada masing-masing rodanya. Teknologi Duplicated electrical dan compressed air engine start systems juga melengkapi kemampuan kendaraan ini. Setiap roda dilengkapi dengan suspensi independen.

Peralatan komunikasi internal dan eksternal antara lain : satu set radio R-163-50U untuk komunikasi eksternal, penerima radio R-163UP dan interkom R-174 untuk komunikasi internal antar kru kendaraan.

Fitur dan Kemampuan
Pada jalanan rata dan lurus kendaraan ini mampu menembus kecepatan sampai dengan 100 km/jam dan pada kondisi medan berat kecepatan rata-ratanya berkisar pada 50 km/jam.

Kendaraan ini mempunyai kemampuan amfibi dan dapat masuk dan berjalan dalam air tanpa perlu adanya persiapan terlebih dahulu. Penggerak dalam air berupa dua unit propeler jet dengan kecepatan maksimum 9 km/jam. Kendaraan ini dapat diluncurkan dari kapal ampibi dari kedalaman air. Secara keseluruhan BTR-90 mampu diluncurkan dari kendaraan darat seperti dari truk atau kereta api, dari dalam air dan juga udara.

Transmisi hidro mekanis meningkatkan manuver dengan cara memberikan kecepatan yang berbeda pada masing-masing rodanya. Hal ini menjadikan BTR-90 memiliki kemampuan belok rendah dengan radius 6 meter. Ketika berbelok dengan menggunakan roda bagian depannya, kendaraan ini mempunyai radius putar sebesar 14 meter. Rintangan yang dapat ditembus oleh BTR-90 antara lain : parit dengan lebar 2,1 meter, turunan dengan kemiringan 60 %, lereng dengan kemiringan 30 % dan pijakan vertikal 0,8 meter.

Kapasitas isi kendaraan sebesar 12 meter kubik, dan dapat mengangkut beban seberat 7000 kilogram. Sebagai pilihan tambahan sistem pendinginan ruangan (AC) dapat ditambahkan ke dalam sistem kendaraan. Komandan kendaraan dapat mengambil alih kendali peralatan pengamatan dan juga dapat mengambil alih kendali persenjataan. Sistem onboard information control system (OICS) memungkinkan adanya kontrol otomatis pada sistem transmisi, mesin, dan bagian-bagian penting pada kendaraan, sistem ini merupakan yang pertama kalinya terdapat dalam sebuah kendaraan pengangkut lapis baja (APC). Pengontrol tekanan ban terpusat terdapat pada kendaraan ini dan memungkinkan kendaraan untuk tetap bergerak meskipun empat dari delapan rodanya rusak.

Lapisan pelindung
Pelindung lapis baja kendaraan ini terbuat dari pelat baja yang dilas. Pelindung ini memberikan perlindungan terhadap penetrasi proyektil kaliber 14,5 mm pada bagian depan kendaraan. Pelindung bagian samping dapat menahan penetrasi peluru dari senapan mesin kaliber berat dan pecahan peluru meriam.

Pelat pelindung tambahan dapat dipasang sebagai opsi tambahan perlindungan pada kendaraan ini. Perlindungan aktif bagi kendaraan juga dapat digunakan, antara lain pelindung ledakan aktif (explosive reactive). Pelindung aktif ini dapat dipasang pada pelindung kendaraan yang sudah ada sebelumnya. Untuk perlindungan tambahan lainnya yaitu periskop dapat dipasang sebagai pengganti bagian kaca depan kendaraan.

Pelindungan terhadap senjata nuklir, biologi dan kimia (NBC) tersedia untuk dipasang pada kendaraan, pelindung ini dapat melindungi awak dan penumpang dari bahaya radiasi nuklir, debu radioaktif, dan ancaman senjata bakteri dan senjata kimia.

Ban kendaraan dapat menahan ledakan dari ranjau dan proyektil senjata api ringan. Ketika kendaraan mengalami kerusakan dalam air, sistem drainase yang sudah ada akan memopa air yang masuk. Sistem menembak otomatis melengkapi fitur dari kendaraan ini, juga terdapat sitem bom asap yang dapat didetonasi dari jarak jauh. Tiga unit pelontar granat terdapat pada tiap sisi kendaraan.

Persenjataan
Senjata utama kendaraan ini adalah meriam otomatis Shipunov 2A42 kaliber 30 mm dengan kapasitas amunisi yang dapat diangkut dalam kendaraan sebanyak lima ratus butir.

Bentuknya lebih mirip IFV dari pada APC
Senapan mesin PKT 7,62 mm dengan kapasitas 2000 butir peluru dan pelontar granat otomatis AGS-17 kaliber 30 mm merupakan senjata sekunder dari kendaraan ini.

Sistem rudal kendali untuk sasaran lapis baja juga tersedia. Senjata ini terdiri dari empat unit AT-5 Spandrel (Konkurs) yang dipasang pada bagian turret, senjata ini dapat dilepas pasang dan dapat digunakan untuk meluncurkan rudal dari darat.

Semua persenjataan dipasang pada turret dan dipandu oleh sebuah sistem pengontrol tembakan. Sistem kontrol persenjataan ini dapat digunakan baik pada saat kendaraan melaju dan berbagai kondisi cuaca. Bagian turet kendaraan dapat berputar 360 derajat dengan sudut antara -5 sampai dengan +75 derajat. Persenjataan mampu mencapai sasaran sampai dengan jarak 4 km. Helikopter dan benteng dapat dicapai dengan jarak maksimum 2,5 km.

Selain persenjataan yang terdapat pada kendaraan, awak dan penumpang juga dapat memberikan tembakan dukungan atau tembakan perlindungan melalui lubang yang tersedia pada beberapa bagian kendaraan.

Spesifikasi
Berat               : 20,9 ton
Panjang           : 7,64 m
Lebar               : 3,20 m
Tinggi              : 2,98 m
Awak              : 3 (+7 penumpang)           

Senjata
            Meriam otomatis 2A42 kaliber 30 mm (kapasitas 500 butir amunisi)
            Senapan mesin PKT 7,62 mm (kapasitas 2000 butir amunisi),
AT-5 Spandrel ATGM,
satu unit pelontar granat otomatis 30 (kapasitas 400 butir amunisi).
Jenis Mesin      : Mesin diesel turbocharged 510 hp (380 kW)
Suspensi          : Independen pada semua roda (8x8)
Daya jelajah    : 800 km
Kecepatan       : 100 km/jam,
  9 km/jam dalam air

Sumber : Wikipedia.org

KRI Cakra (401)



KRI Cakra (401) merupakan kapal pertama dalam jenis Kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Cakra dalam jajaran TNI AL. Kapal pertama merupakan KRI Tjakra (ejaan lama) salah satu dari 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Russia (Kapal Selam Kelas Whiskey) yang di scrap tahun 70-an.


KRI Cakra dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada 1981. Merupakan Kapal selam tipe 209/1300 yang banyak digunakan oleh Angkatan Laut sedunia. Mempunyai motto Tabah Sampai Akhir. KRI Cakra termasuk dalam armada pemukul TNI Angkatan Laut. Kapal lain dalam kelas Cakra adalah KRI Nanggala (402). Kedua kapal selam tersebut dibuat di Jerman Barat, dipesan pada tahun 1977 dan pada tahun 1981, mulai bertugas bersama dengan KRI Nanggala (402).


Tenaga digerakan oleh motor listrik Siemens jenis low-speed disalurkan langsung (tanpa gear pengurang putaran) melalui sebuah shaft ke baling-baling kapal. Total daya yang dikirim adalah 5000 shp (shaft horse power), tenaga motor listrik datang dari baterai-baterai besar yang beratnya sekitar 25% dari berat kapal, baterai dibuat oleh Varta (low power) dan Hagen (Hi-power). Tenaga batere diisi oleh generator yang diputar 4 buah mesin diesel MTU jenis supercharged. Senjata terdiri dari 14 buah terpedo buatan AEG , diincar melalui periskop buatan Zeiss yang diletakan disamping snorkel bikinan Maschinenbau Gabler.

KRI Cakra memiliki berat selam 1,395 ton. Dengan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Ditenagai oleh mesin diesel elektrik, 4 diesel, 1 shaft menghasilkan 4,600 shp. Sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 knot. Diawaki oleh 34 pelaut. Sebagai bagian dari armada pemukul KRI Cakra dipersenjatai 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung. KRI Cakra menggunakan sonar dari jenis CSU-3-2 suite.

BGM-109 Tomahawk


Tomahawk adalah peluru kendali jelajah jarak jauh dalam segala kondisi cuaca dan memiliki kecepatan subsonic (kurang lebih 1238 km/jam). Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 oleh General Dynamics, peluru kendali ini (misil) didesain untuk jarak menengah dan jauh, mampu terbang rendah dan juga dapat diluncurkan dari darat dan bawah air. Misil ini telah beberapa kali dikembangkan, saat ini diproduksi oleh Raytheon. Perusahaan dirgantara McDonnell Douglas (sekarang Boeing Defense, Space & Security) pernah membuat peluru kendali jelajah ini.

SEJARAH
Tomahawk adalah sebuah rudal (peluru kendali) jelajah atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Cruise missile buatan Amerika Serikat yang dipakai oleh angkatan laut AS (US Navy). Dengan panjang 5,56 - 6,25 meter, Tomahawk berbobot antara 1.192,5 kg sampai 1.440 kg. Rudal itu sanggup mengangkut beban untuk hulu ledak konvensional sampai 500 kg. Saat ini Rudal Tomahawk diproduksi oleh pabrik Raytheon dan sebagian lagi di produksi oleh McDonnell Douglas.

Sekarang Tomahawk tidak hanya bisa diluncurkan dari kapal selam , tetapi bisa juga diluncurkan dari moda lain seperti kapal laut, peluncur darat bahkan dari pesawat terbang. Untuk urusan hulu ledak, rudal ini bisa dipasangi bermacam-macam hulu ledak, baik konvensional, TNT maupun nuklir. berat dan ukuran hulu ledak pun bervariasi, tergantung tipe rudal dan kebutuhannya. Tiap-tiap rudal ini mempunyai berat 1.440 kg.

Ada beberapa varian dari Rudal Tomahawk ini, diantaranya adalah ; rudal tomahawk serang darat TLAM-C, rudal tomahawk yang mampu melepaskan bom atau bomblet-dispensing land attack TLAM-D, Rudal tomahawk dengan hulu ledak nuklir ataunuclear land attack TLAM-A dan TLAM-N (tidak dikembangkan), dan Rudal Tomahawk anti kapal permukaan atau Anti-Ship Missile (TASM). Semua jenis rudal tomahawk menggunakan pemandu : Global Positioning System (GPS), terrain contour matching (TERCOM), agar dapat terbang rendah menyusuri kontur bumi, oleh karenanya tidak jarang rudal ini terbang hanya di ketinggian beberapa puluh meter saja. Deteksi sinar infra merah juga hampir mustahil, karena mesin turbofan hanya memancarkan sedikit sekali panas. Rudal Tomahawk juga dilengkapi sistem Korelasi Pencocokan Area digital, kontrol Time of Arrival (waktu tempuh), dan mesin turbo.

Rudal itu dapat digunakan untuk menggempur berbagai sasaran tidak bergerak, seperti pusat-pusat komunikasi dan pertahanan udara, termasuk sasaran yang sangat sulit sekalipun. Untuk menggempur sasaran di darat, Tomahawk dituntun oleh radar jarak jauh Tercom dengan kemampuan mengenali kontur daratan. Radar tersebut memakai data peta-peta untuk menentukan posisi rudal tersebut. Jika diperlukan, arah dan posisi rudal bisa dibetulkan agar tepat sasaran.

DESAIN
Peluru Kendali Tomahawk yang kembali ramai dibicarakan dikalangan petinggi angkatan bersensajata di seluruh dunia, menyusul digunakannya kembali Tomahawk oleh pasukan koalisi di Libya akhir-akhir ini, merupakan jenis missil penjelajah bertenaga Jet dengan kecepatan maksimum bisa mencapai 880 km per-jam walaupun masih di bawah kecepatan suara (subsonic missile). Rudal ini awalnya dibuat oleh perusahaan General Dynamic sekitar tahun 1970, dengan daya jelajah menengah dan jauh, namun baru dimulai digunakan sekitar tahun 1993 pada saat perang Teluk berkecamuk.

Jenis Tomahawk yang dipergunakan oleh pasukan koalisi dalam melakukan gempuran di Libya, untuk menekan Pimpinan Revolusi Libya, Kolonel Moammar Qaddafi, diduga menggunakan Tomahawk jenis RGM/UGM-109E dengan system penghancur sasaran darat Block IV yang telah ditingkatkan kemampuannya dengan TLAM-C.

Tomahawak, diproduksi dengan disain modular, sehingga dapat dimodifikasi dengan berbagai macam hulu ledak, sensor pendeteksi target dan daya jelajah tergantung kondisi medan yang dihadapi.

Untuk mencapai sasaran Tomahawk dilengkapi sensor pengindera jarak jauh, yang dilengkapi dengan sensor Global Posisitioning System (GPS) dan sensor Terrain Contour Matching (TERCOM). TERCOM sendiri merupakan teknologi yang sudah sangat luas digunakan dalam berbagai system persenjataan modern.

Teknologi penginderaan TERCOM lahir sebagai jawaban untuk mengatasi kesulitan penginderaan jarak jauh yang acapkali terbatas oleh karena kondisi alam yang memiliki berbagai bentuk kontur tanah yang berbeda-beda, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda pula untuk setiap titiknya. TERCOM dengan kemampuan pengenalan kontur medan yang menjadi objek sasaran secara visual dari berbagai sudut dengan teknologi sintesa citra (imaginary synthesis) yang ditanamkan di dalam Tomahawk, sehingga setiap rudal Tomahawk yang telah dilengkapi dengan TERCOM, akan dengan mudah dan relatip lebih akurat mengenali sasaran dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi, dengan kemampuan membandingkan dan menyesuaikan kontur medan sasaran yang di sasar dengan data kontur medan sasaran yang telah diprogram sebelumnya di dalam rudal sebelum diluncurkan dengan penyimpangan titik sasaran tidak lebih 10 meter dari target yang telah ditentukan.

Peningkatan kemampuan yang signifikan terhadap Tomahawk, adalah kemampuan perang terpusat, dimana Tomahawk dapat menerima masukan dari pasukan darat, pesawat tempur, satelit bahkan dari pesawat pengintai tak berawak, kemudian mengolahnya, pada saat terbang sebelum mencapai sasaran.

Tomahawk juga dilengkapi denganTV-camera sehingga pusat komando dapat mengawasi perjalanan Tomahawk serta dapat membelokkan Tomahawk ke sasaran lain apabila diperlukan, walaupun telah memiliki target awal yang diarahkaan sebelum di luncurkan.

Pengusung Tomahawk (missile carrier), menempatkan setiap Tomahawk di dalam tabung bertekanan untuk melindungi Tomahawk dari benturan phisik dengan benda lain selama di dalam perjalanan, dan tabung ini juga merupakan perlengkapan yang digunakan sebagai alat peluncur (Tomahawk Launcher).

System persenjataan Tomahawk menggunakan Tomahawk Weapon Control System (TWCS) untuk kapal perang di atas permukaan air atau Combat Control System (CCS) untuk dipakai oleh kapal selam yang mengusung Tomahawk.

Beberapa kapal perang dari Amerika yang dipersenjatai dengan Tomahawk adalah USS Iowa, USS New Jersey, USS Missouri, dan USS Wisconsin, Walaupun demikian, dibalik kecanggihan Tomahawk, tidak dapat disimpulkan apakah Tomahawk yang digunakan di Libya untuk kepentingan kemanusiaan, atau memang benar kalau Tomahawk dimanfaatkan untuk urusan penguasaan ladang minyak Libya.

Jumat, 13 Juli 2012

Pesawat N-250


Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.

Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.

Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.

Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa).