Pertempuran Iwo Jima
terjadi antara 19 Februari - 26 Maret 1945, (dengan kode sandi Operasi
Detasemen) adalah pertempuran di mana Amerika Serikat bertujuan merebut Iwo
Jima dari Jepang. Invasi AS memiliki misi merebut dua lapangan udara di Iwo Jima . Dalam pertempuran tersebut, Amerika Serikat
berhasil merebut Iwo Jima , termasuk pangkalan
udara yang ada di pulau milik Jepang tersebut.
Perang ini disebut sebagai perang tersengit dan paling
berdarah di arena Perang Dunia II. Dari 22.000 orang tentara Jepang yang
bertahan, hanya 300 orang yang tertangkap hidup secara berangsur, termasuk 3
orang yang baru tertangkap tahun 1951, 6 tahun setelah perang berakhir. Korban
di pihak Sekutu pun tidak kecil. Dari 70.000 orang tentara yang terlibat
langsung dalam operasi ini, 6.800 orang gugur (data resmi pihak Sekutu) dan
lebih dari 19.000 orang luka berat dan ringan.
Operasi Detasemen ini merupakan operasi dengan
korban terbesar di pihak AS. Korban disini lebih besar daripada jumlah korban
tewas dalam Pertempuran Atol Tarawa. Korban luka-luka di Pertempuran Atol
Tarawa mencapai 22.000 prajurit. Sengitnya pertempuran ini juga ditunjukkan
dari jumlah Medali Kehormatan, penghargaan tertinggi dari pemerintah AS untuk
prajurit yang dianggap berjasa dalam perang. Dari jumlah 82 medali yang
dibagikan untuk semua Marinir yang telibat Perang Dunia II, 28 diantaranya diberikan
untuk prajurit yang terlibat di front Iwo Jima
ini.
Raising Flag on iwo Jima |
Pertempuran ini terkenal dengan sebuah foto yang
menggambarkan sejumlah tentara Amerika yang sedang menegakkan bendera Amerika
Serikat di puncak Gunung Suribachi saat pertempuran berlangsung. Foto tersebut
menjadi sebuah foto yang monumental bagi negara Amerika mengenai peperangan di Iwo Jima . Foto tersebut diproduksi oleh berbagai media massa di Amerika.
Penduduk Amerika seakan tidak pernah bosan karenanya. Roosevelt ,
presiden Amerika pada saat itu, melihat hal itu sebagai sebuah ide yang tepat
untuk tema tur penggalangan dana yang akan dilakukan (bond tour). Tour tersebut
berhasil menggalang dana sebesar 24 miliar dolar (pada tahun 1945) yang
merupakan penggalangan dana terbesar dalam sejarah Amerika.
ARTI
PENTING IWO JIMA
Gunung Suribachi |
Letak pulau
PERSIAPAN
Strategi Sebelum Pendaratan
Pendaratan pasukan Amerika di Iwo Jima |
Untuk
mencegah gangguan dari pesawat udara Jepang, diseranglah Tokyo tiga hari
sebelum serangan Iwo 16 Februari 1945 ini di bawah pimpinan Spruance, dan
satuan tugas dengan kapal-kapal induk di bawah Mitscher, bernama Task Force 58.
Pada titik 120 mil dari Tokyo ,
dilepaslah pesawat untuk menyerang sasaran utama, pabrik pesawat terbang
Jepang.
Serangan
ini berlangsung beberapa hari, sehingga tujuan lain pun tercapai: selama
pendaratan Sekutu di Iwo (600 mil dari Tokyo ),
tidak ada serangan dari pesawat udara Jepang. Laut dan udara di sekitar Iwo dikuasai Sekutu.
Tinggal pertempuran di daratan pulau Iwo Jima ,
menghadapi the most formidable defended eight square miles (delapan mil yang
paling hebat dipertahankan di Pasifik).
Benteng Kokoh Iwo Jima
Iwo Jima adalah pulau gunung api yang baru muncul dari laut belum
sampai 90 tahun. Terdapat Gunung Suribachi, yang masih terdapat lubang-lubang
yang mengeluarkan uap, tanda bahwa pulau ini masih aktif. Di sebelah tengah dan
utara terdapat jurang-jurang dalam, batu karang yang tinggi – satu pulau yang
ideal untuk dipertahankan. Jenderal Kuribayashi memerintahkan para insinyurnya
mendirikan benteng-benteng di bawah tanah, di dalam gunung Iwo
Jima . Terowongan bawah tanah sepanjang 5.000 meter digali Jepang,
yang satu sama lain berhubungan (seperti jaring laba-laba).
Pesawat B-29 |
Jam 08:59, 30.000 Marinir dari 3rd, 4th, and 5th Marine Divisions mendarat di pantai
USS New York |
Dan lebih buruk lagi bunker-bunker itu memiliki semacam terowongan yang berhubungan satu dengan yang lain. Jadi saat satu bunker berhasil dibersihkan dengan flamethrower atau granat, tentara Jepang yang lain segera mengisi bunker itu.
Prajurit yang maju merangkak, mungkin selamat dari tembakan senapan mesin, tapi tidak terhadap peluru dan pecahan mortir. Dan mortir yang di gunakan Jepang di Iwo adalah mortir raksasa. Besar diameternya 320 mm, mortir terbesar yang pernah digunakan di
Marinir juga menggunakan delapan tank M4A3R3 Sherman dan dipersenjatai dengan Navy Mark I flame thrower ("Ronson" atau Zippo Tanks) untuk membersihkan pertahanan Jepang. Tank ini terbukti efektif, lapisan bajanya dapat melindungi awak tank dari senapan mesin Jepang, terkecuali meriam berat. Sedangkan di langit, pesawat-pesawat P-51 Mustang menembaki daerah-daerah yang dicurigai sebagai bunker Jepang.
Jendral Kuribayashi |
Salah satu pesan Jendral Kuribayashi kepada tentara Jepang di
We shall defend this island with all our strength to the end.
We shall fling ourselves against the enemy tanks clutching explosives to destroy them.
We shall slaughter the enemy, dashing in among them to kill them.
Every one of our shots shall be on target and kill the enemy.
We shall not die until we have killed ten of the enemy.
We shall continue to harass the enemy with guerrilla tactics even if only one of us remains alive.
Akibat pertempuran
Di Iwo ini pasukan Sekutu yang mati 550 orang, tapi
yang luka 16.000 orang. Mungkin kita menganggap jumlah yang mati saja yang
penting, karena luka bisa sembuh. Tapi dengan luka yang seperti dijelaskan
diatas akibat mortir 320 mm, maka dapatlah dibayangkan apa yang terjadi.
Inilah perang dalam bentuk hebat. Tapi yang paling
hebat ialah orang yang menjadi gila karena suara dentuman, ledakan, hujan
peluru artileri, mortir, senapan mesin, dan dinamit. Serdadu yang karena “senewen”
menjerit-jerit, dan berontak-rontak di atas usungan di mana dia diikat. Luka
tubuhnya mengerikan, tapi jiwa yang robek karena peperangan, adalah war at its
worst, perang dalam bentuk sehebat-hebatnya. Keith Weeler, wartawan Chicago
Times bilang: There’s more hell in there than I’ve seen in the rest of this war
put together. “Iwo Jima seperti neraka, lebih hebat daripada semua pengalaman
saya selama peperangan ini digabung menjadi satu.”
Senjata yang paling ditakuti Jepang adalah penyembur
api (flamethrower) merek Ronson. Tetapi pasukan dengan penyembur api itu tidak
bisa berbuat banyak kalau sasaran masih jauh. Bila maju sendirian, maka akan
dihadang hujan tembakan. Maka digunakan tank bulldozer, sebuah kendaraan
berlapis baja, yang meratakan jalan bagi barisan penyemprot api. Tapi
Kuribayashi dengan cepat pula mengubah taktiknya. Kemudian semua peluru.
Ditujukan. Kepada tank buldozer itu.
Tetapi bagaimanapun kuat dan cerdiknya Kuribayashi
dengan benteng dan orang-orangnya, kalau laut dan udara dikuaai musuh, dan bala
bantuan tidak bisa didatangkan, benteng itu akhirnya harus jatuh juga.
Harga Mahal Yang Harus Dibayar
Lebih dari 20.000 marinir Amerika yang mati dan luka.
Terlalu mahalkah untuk mendapatkan Iwo Jima? Jawab mereka: tidak. Sampai akhir
peperangan, 2.251 pesawat B29 mendarat di Iwo. Sebagian besar dari ini akan
lenyap, kalau Iwo tidak ada. Tiap B-29 itu mempunyai anak buah sebanyak 11
orang, sehingga jumlahnya yang mendarat 24.761 orang, hampir sama dengan 22.082
marinir Amerika yang mati dan luka ketika merebut Iwo . Menurut Amerika korban
itu seimbang dengan nilai Iwo sebagai pangkalan.
Itulah perang, di mana prestasi manusia antara lain terukur
dari berapa nyawa yang dicabut dan darah yang ditumpahkan.
Sumber : www.indowebster.web.id
www.kaskus.co.id
Wikipedia.org
dainipponjepang.blogspot.com
gadingmahendradata.wordpress.com
www.kompasiana.com/jayakardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar