Senin, 18 Juni 2012

Ekranoplan, Kapal yang Bisa Terbang


Ekranoplan Pertama

Ekranoplan (bahasa Rusia: экранопла́н) adalah sebuah kendaraan menyerupai pesawat terbang, tetapi kemampuannya melayang sepenuhnya tercipta karena adanya bantalan udara yang terbentuk karena interaksi aerodinamik antara sayap dan badan pesawat dengan permukaan tanah. Bantalan udara yang terbentuk itu dikenal dengan istilah Ground Effect. Kendaraan Ground effect (GEV) terbang dapat terbang di permukaan datar apa pun, dengan ketinggian dari permukaan tanah bervariasi sesuai dengan ukuran kendaraan.

Pada tahun 1966, selama perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika, satelit mata-mata Amerika menangkap sebuah obyek benda berukuran besar berwarna abu-abu yang bergerak dengan kecepatan tinggi di permukaan laut Kaspia. Tapi kehadiran benda itu sama sekali tidak tertangkap oleh radar. Selama beberapa tahun pihak Amerika tidak mengetahui benda apa itu. Mereka menamakannya Monster dari Laut Kaspia. Setelah perang dingin selesai, diketahui bahwa benda itu adalah sebuah ekranoplan milik pihak Unis Sovyet. Benda ini memang pantas dijuluki monster karena konon inilah ekranoplan terbesar yang pernah dibuat. Memiliki panjang 100 meter, berbobot 544 ton, dan mampu melaju dengan kecepatan 250 mil per jam. Ketika sudah bergerak dengan kecepatan tertentu, ekranoplan tidak lagi bersentuhan dengan air, dan dapat bergerak di atas es, salju, atau permukaan datar lainnya. Pihak militer Sovyet menyebutnya dengan nama KM (Korabl-Maket). Belakang diketahui bahwa Sovyet telah mengoperasikan puluhan ekranoplan untuk kepentingan militer di Laut Kaspia dan Laut Hitam.


SEJARAH PENGEMBANGAN
Menurut informasi ekranoplan mulai dikembangkan sebelum perang dunia kedua di Skandinavia. Tapi masih dalam tahap eksperimen dan tidak diketahui catatan yang mendokumentasikan pengembangan ekranoplan pada masa itu. Dan pada tahun 1960 teknologi, Ground Effect yang mendasari pembuatan ekranoplan ini mulai dikembangkan. Ada dua orang tokoh yang punya jasa besar dalam mengembangkan teknologi Ground Effect, mereka adalah Rostislav Evgenievich Alexeev dari Rusia dan Alexander Martin Lippisch dari Jerman. Mereka bekerja secara terpisah dengan dukungan proyek dari Negara masing-masing.

Rostislav Evgenievich Alexeev adalah seorang perancang kapal cepat yang dilahirkan di Novozybkov – Rusia pada tanggal 18 Desember 1916. Orang inilah yang pertama kali merancang ekranoplan. Dibawah kepemimpinannya, Central Hydrofoil Design Bureau (CHDB), pusat pengembangan teknologi ground effect milik Uni Sovyet, berhasil membuat banyak ekranoplan. Misalnya KM yang legendaris dan beberapa varian rancangan ekranoplan yang sangat berhasil menurut jamannya. Proyek ini sangat dirahasiakan dan mendapat dukungan besar dari pemimpin Sovyet pada saat itu, Nikita Khrushchev. Tetapi sayang, KM mengalami musibah pada tahun 1980 dan membuat Alexeev dipecat dari CHDB. Pengembangan ekranoplan dilanjutkan oleh Dmitri Ustinov yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan USSR. Karena keterbatasan dana, akhirnya proyek ini dihentikan pada tahun 1985 oleh Menteri Pertahanan yang baru, Marshal Sokolov. Setelah runtuhnya Uni Sovyet, hasil rancangan dari CHDB  mulai diketahu oleh kalangan luas. Akhirnya dunia pun menobatkan Rostislav Evgenievich Alexeev sebagai bapak ekranoplan.

Alexander Martin Lippisch, seorang pengembang teknologi Ground Effect yang lain dilahirkan pada tanggal 2 Nopember 1894 di kota Munich - Jerman. Orang ini memang ahli dan sangat berpengaruh di dunia penerbangan. Salah satu penemuannya yang sangat penting dalam bidang penerbangan adalah rancangan sayap delta. Setelah bertahun-tahun mengabdi pada dinas penerbangan militer jerman, Lippisch justru berhasil mengembangkan teknologi Ground Effect setelah hijrah ke Amerika. Seperti kebanyakan ilmuwan Jerman lainnya, keahlian mereka akhirnya lebih banyak dimanfaatkan oleh Amerika. Antara tahun 1950 hingga 1964, minatnya mulai bergeser menuju pengembangan Ground Effect. Saat dia bekerja pada Collins Radio Company yang juga memiliki divisi khusus untuk pengembangan aeronautika. Hasilnya adalah rancangan pesawat terbang VTOL (Vertical Take Off Landing), teknologi yang digunakan oleh jet tempur Sea Harrier milik kerajaan Inggris, dan rancangan sebuah kapal aerofoil yang dikenal sebagai kapal bersayap. Namun Lippisch akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan pada tahun 1966 ia membentuk Lippisch Research Corporation yang segera mendapat perhatian dari pemerintah Jerman. Kedua rancangan yang pernah dibuatnya di Collins Radio Campany berhasil dibangunkan prototip-nya. Namun sayangnya prototip itu tidak pernah dikembangkan lebih lanjut. Kabarnya Australia telah berhasil mengembangkan temuan Lippisch hingga melahirkan type XTW-4.

SEKARANG
Berbagai jenis Ekranoplan
Saat ini, ekranoplan tipe Orion-20 sedang dibangun di Petrozavodsk. Kendaraan tersebut akan menjadi platform uji coba mesin, peralatan navigasi, dan sistem kontrol, serta keselamatan untuk kendaraan-kendaraan serupa di masa depan.

Salah satu ekranoplan, yakni A-90 Orlyonok yang berbobot 125 ton, didesain sebagai kendaraan angkut militer berkecepatan tinggi, dan dioperasikan dari pangkalan di kawasan pesisir Laut Kaspia dan Laut Hitam.

Beberapa Orlyonok sempat dioperasikan AL Rusia pada periode 1979-1992. Bahkan, pada 1987, Uni Soviet pernah meluncurkan ekranoplan kelas Lun seberat 400 ton yang dirancang khusus sebagai peluncur rudal.

Ekranoplan Buatan Jerman
Meski demikian, para pejabat Dinas Penjaga Perbatasan meyakini ekranoplan akan sangat efektif dalam menjalankan operasi patroli pengamanan jalur-jalur pelayaran di kawasan Artik dan perbatasan Rusia di sepanjang sungai-sungai besar, seperti Sungai Amur dan Danube.

Di Indonesia sendiri, teknologi Ground Effect dianggap sebagai solusi yang bagus untuk menjawab kebutuhan sarana transportasi laut di masa datang. Alat transport yang akan menghubungkan banyak pulau di seluruh wilayah Indonesia. Bukti dari ketertarikan itu adalah saat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan prototip WiSE Belibis SDJ A2B pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang ke-13 tahun  2008. Kapal bersayap ini mampu mengangkut 8 orang penumpang, terbang pada ketinggian 2 meter diatas permukaan laut dengan kecepatan maksimal 60 knott (60 mill per jam) dan mampu meluncur selama 6 jam tanpa berhenti. Kabarnya prototip ini akan diuji coba di Teluk Banten.

Sumber            : - www.tiket-penerbangan.com
  - indo-defense.blogspot.com
  - www.pindad.com
  - Wikipedia.org
  - Kaskus.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar