Tentara Amerika Serikat bersiap-siap untuk mendarat |
Omaha - Operasi Overlord, adalah sebuah operasi pendaratan yang dilakukan oleh
pasukan Sekutu saat Perang Dunia II pada tanggal 6 Juni 1944. Hingga kini
Invasi Normandia merupakan invasi laut terbesar dalam sejarah, dengan hampir
tiga juta tentara menyeberangi Selat Inggris dari Inggris ke Perancis yang
diduduki oleh tentara Nazi Jerman. Mayoritas satuan tempur pada serangan ini
adalah pasukan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan
Perancis dan pasukan Polandia ikut bertempur setelah fase pendaratan. Selain
itu, pasukan dari Belgia, Cekoslowakia, Yunani, Belanda, dan Norwegia juga
turut serta.
Mayoritas satuan tempur pada serangan ini adalah pasukan Amerika Serikat,
Britania Raya, dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan Perancis dan pasukan Polandia
ikut bertempur setelah fase pendaratan, selain itu, pasukan dari Belgia,
Cekoslovakia, Yunani, Belanda, dan Norwegia juga turut serta. Invasi Normandia
dibuka dengan pendaratan parasut dan glider pada dini hari, serangan udara dan
artileri laut, dan pendaratan amfibi di pagi hari pada 6 Juni. Pertempuran
untuk menguasai Normandia berlanjut selama lebih dari dua bulan, dengan
kampanye untuk menembus garis pertahanan Jerman dan menyebar dari pantai yang
sudah dikuasai Sekutu. Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Persiapan Sekutu
Pendaratan di Omaha |
Britania Raya, dibawah Winston Churchill, ingin menghindari serangan langsung seperti pada Perang Dunia I yang pasti akan menyebabkan banyak korban. Mereka juga lebih menyukai menggunakan taktik terselubung dengan membantu para pemberontak yang diduduki Jerman, lalu melakukan serangan dari Mediterania, ke Wina, lalu memasuki Jerman dari selatan. Cara seperti ini juga dianggap dapat membatasi masuknya Soviet ke Eropa.
Amerika Serikat menganggap bahwa cara paling optimal adalah serangan langsung dari markas Sekutu yang paling dekat dan besar. Mereka sangat menginginkan metode ini, dan menyatakan bahwa hanya cara inilah yang akan mereka dukung dalam jangka panjang. Dua proposal awal direncanakan: Operasi Sledgehammer, merupakan invasi untuk tahun 1942 dan Operasi Roundup, yaitu invasi lebih besar pada tahun 1943. Proposal yang ke-2 diterima, lalu diganti namanya menjadi Operasi Overlord dan ditunda sampai 1944.
Sekitar 6.900 kendaraan laut, termasuk 4.100 kendaraan pendarat, digunakan untuk invasi yang dipimpin oleh Admiral Bertram Ramsay. 12.000 pesawat terbang, termasuk 1.000 pesawat pembawa penerjun payung berada dibawah Marsekal Udara Trafford Leigh-Mallory. 10.000 ton bom akan dijatuhkan ke pertahanan Jerman, dan pesawat-pesawat ini akan melakukan 14.000 misi serangan.
Peralatan Khusus
Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak peralatan khusus. Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk memimpin pengembangan kendaraan lapis baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini dijuluki Hobarts Funnies, antara lain tank yang bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. pengujian kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.
Selain kendaraan lapis baja, dibuat juga dua pelabuhan buatan
Pasukan Nazi |
Persiapan Jerman
Pada tahun 1942 dan 1943, Jerman menganggap bahwa kemungkinan serangan Sekutu dari barat sangat kecil. Persiapan menghadapi invasi hanya berupa pembangunan fortifikasi yang melindungi pelabuhan-pelabuhan utama oleh Organisasi Todt. Pada akhir 1943, berkumpulnya kekuatan Sekutu di Inggris menyebabkan Komandan Bagian Barat Jerman, Field Marshal Gerd von Rundstedt, untuk meminta tambahan pasukan. Pasukan yang dimiliki sebelumnya hanya merupakan formasi statik saja, tanpa alat-alat transportasi dan peralatan dukungan.
Selain tambahan pasukan, von Rundstedt mendapatkan anak buah baru, Field Marshal Erwin Rommel. Rommel awalnya ditugaskan untuk memeriksa Tembok Atlantik, tetapi kemudian meminta untuk diberi tugas memimpin pasukan pertahanan Perancis utara, Belgia, dan Belanda. Permintaan ini dipenuhi dan pasukan yang dipimpinnya digabungkan dalam Grup B Angkatan Darat pada Februari 1944.
Lintas Udara
Sebelum serangan sesungguhnya pada
pagi 6 Juni 1944 dimulai, di malam yang gelap empat divisi pasukan lintas udara
(Airborne Division) Sekutu dari satuan US 82nd (All-American), US 101st
(Screaming Eagles), serta British 6th dan British 1st diberangkatkan dari
beberepa pangkalan udara di Inggris dengan ratusan pesawat terbang angkut C-47
dan DC-3 ditambah ratusan glider menuju semenanjung.
Operasi lintas udara ini bertujuan
mengamankan beberapa sektor di belakang garis pertahanan pantai musuh untuk memudahkan
pergerakan pasukan amfibi yang mendarat dari pantai Normandia.
Di bawah hujan tembakan artileri
antiserangan udara AAA guns Jerman dan tembakan gencar senapan mesin MG 32/42,
ke 15.500 pasukan lintas udara AS dan 7.900 pasukan lintas udara Inggris
mendarat di berbagai titik yang sangat dekat dengan garis pertahanan belakang
Jerman.
Operasi lintas udara ini sangat
kacau dan pendaratan terjadi di luar landing zone (zona pendaratan) yang sudah
ditentukan, sehingga membutuhkan waktu berjam-jam untuk konsolidasi pasukan dan
bergerak ke titik pendaratan yang seharusnya. Begitupun, seluruh pasukan lintas
udara ini berhasil mencapai target walau sedikit terlambat dan mengalami
pukulan berat dari Jerman.
LOKASI PENDARATAN PASUKAN |
Pendaratan Amfibi
6 Juni 1944, perairan Pantai Normandia
dipenuhi ribuan kapal Sekutu. Pemandangan ini mengejutkan pasukan NAZI-Jerman
yang mempertahankan garis pantai Normandia. Mereka masih kebingungan dan hampir
tidak percaya terhadap penglihatannya. Bagaimana mungkin selat Inggris itu kini
bisa dipenuhi kapal berbagai jenis.
Pukul 03.00, bombardir dari udara
dimulai. Setelah belasan sortie pengeboman lewat udara sebagai serangan
pembuka, meriam pertahanan pantai Jerman masih bungkam. Satuan-satuan pesawat
pemburu dan patroli Jerman memang melakukan perlawanan, namun dengan mudah
dipatahkan armada udara Sekutu.
Setelah pengeboman udara,
meriam-meriam kapal perusak Sekutu kembali menghujani pantai dan tebing
Normandia. Getaran dan ledakan sambung menyambung membangunkan pasukan Jerman
yang bertahan.
Di tengah kepanikan, pasukan Jerman
mulai mengatur barisan dan mempersiapkan serangan sambutan. Mereka sadar bahwa
serangan besar-besaran akan segera digelar. Setelah matahari terbit,
kapal-kapal pendarat Sekutu mulai bergerak mendekati lima pantai sasaran di
bawah perlindungan tembakan salvo dari kapal-kapal perusak.
Saat rombongan kapal pendarat
pertama mulai mendekati tepi pantai, meriam pertahanan Jerman melakukan
tembakan terarah. Menimbulkan kepanikan yang pada ribuan tentara infanteri dan
marinir Sekutu yang menjadi ujung tombak sebagai pembuka jalan.
Di bawah hujan tembakan gencar
meriam berat 155 mm dan meriam medium 75 mm Jerman, kapal-kapal pendarat yang
sebagian di antaranya karam beserta awaknya, akhirnya memuntahkan
pasukan-pasukan pendarat.
Gelombang pertama tentara yang
menginjak pantai ini disambut tembakan gencar mortir dan senapan mesin berat MG
32/42 Jerman. Seluruh sarang senjata dan bunker meriam ini tersembunyi di
sepanjang pantai dan tebing karang, menjadi senjata pembantai yang mengerikan.
Namun gerak maju pasukan pendarat
Sekutu terus maju dengan bantuan bombardir dari kapal perusak. Pasukan Jerman
yang bertahan kewalahan. Amunisi mereka mulai habis. Tembakan meriam yang
tadinya gencar kini hanya terdengar satu-satu, salak senapan mesin pun
terdengar sporadis.
Gerak maju pasukan sekutu tidak
terbendung lagi. Saat matahari terbenam, pasukan pertahanan pantai Jerman yang
terakhir akhirnya menyerah. Serangan amfibi berdarah itu membawa hasil
gemilang. Serangan Normandia menjadi titik awal kekalahan Jerman di daratan
Eropa. Sebelas bulan setelah pendaratan di Normandia, lewat pertempuran demi
pertempuran, seluruh kekuatan Jerman di benua Eropa akhirnya menyerah pada
Sekutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar