Senin, 18 Juni 2012

Pendaratan Noramndia di Pantai Omaha



Tentara Amerika Serikat bersiap-siap untuk mendarat
Omaha - Operasi Overlord, adalah sebuah operasi pendaratan yang dilakukan oleh pasukan Sekutu saat Perang Dunia II pada tanggal 6 Juni 1944. Hingga kini Invasi Normandia merupakan invasi laut terbesar dalam sejarah, dengan hampir tiga juta tentara menyeberangi Selat Inggris dari Inggris ke Perancis yang diduduki oleh tentara Nazi Jerman. Mayoritas satuan tempur pada serangan ini adalah pasukan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan Perancis dan pasukan Polandia ikut bertempur setelah fase pendaratan. Selain itu, pasukan dari Belgia, Cekoslowakia, Yunani, Belanda, dan Norwegia juga turut serta.
Mayoritas satuan tempur pada serangan ini adalah pasukan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan Perancis dan pasukan Polandia ikut bertempur setelah fase pendaratan, selain itu, pasukan dari Belgia, Cekoslovakia, Yunani, Belanda, dan Norwegia juga turut serta. Invasi Normandia dibuka dengan pendaratan parasut dan glider pada dini hari, serangan udara dan artileri laut, dan pendaratan amfibi di pagi hari pada 6 Juni. Pertempuran untuk menguasai Normandia berlanjut selama lebih dari dua bulan, dengan kampanye untuk menembus garis pertahanan Jerman dan menyebar dari pantai yang sudah dikuasai Sekutu. Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Paris, dan jatuhnya kantong Falaise pada akhir Agustus 1944.

Persiapan Sekutu
Pendaratan di Omaha
Setelah invasi Jerman terhadap Uni Soviet (Operasi Barbarossa), pihak Soviet lah yang melakukan mayoritas pertempuran menghadapi Jerman di Eropa. Presiden AS, Franklin D. Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill pada tahun 1942 menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Britania Raya siap membuka “front kedua” di Eropa untuk membantu Uni Soviet menghadapi Jerman, pernyataan ini dinyatakan pada musim semi tahun 1943.
Britania Raya, dibawah Winston Churchill, ingin menghindari serangan langsung seperti pada Perang Dunia I yang pasti akan menyebabkan banyak korban. Mereka juga lebih menyukai menggunakan taktik terselubung dengan membantu para pemberontak yang diduduki Jerman, lalu melakukan serangan dari Mediterania, ke Wina, lalu memasuki Jerman dari selatan. Cara seperti ini juga dianggap dapat membatasi masuknya Soviet ke Eropa.
Amerika Serikat menganggap bahwa cara paling optimal adalah serangan langsung dari markas Sekutu yang paling dekat dan besar. Mereka sangat menginginkan metode ini, dan menyatakan bahwa hanya cara inilah yang akan mereka dukung dalam jangka panjang. Dua proposal awal direncanakan: Operasi Sledgehammer, merupakan invasi untuk tahun 1942 dan Operasi Roundup, yaitu invasi lebih besar pada tahun 1943. Proposal yang ke-2 diterima, lalu diganti namanya menjadi Operasi Overlord dan ditunda sampai 1944.
Sekitar 6.900 kendaraan laut, termasuk 4.100 kendaraan pendarat, digunakan untuk invasi yang dipimpin oleh Admiral Bertram Ramsay. 12.000 pesawat terbang, termasuk 1.000 pesawat pembawa penerjun payung berada dibawah Marsekal Udara Trafford Leigh-Mallory. 10.000 ton bom akan dijatuhkan ke pertahanan Jerman, dan pesawat-pesawat ini akan melakukan 14.000 misi serangan.

 Peralatan Khusus
Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak peralatan khusus. Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk memimpin pengembangan kendaraan lapis baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini dijuluki Hobarts Funnies, antara lain tank yang bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. pengujian kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.
Selain kendaraan lapis baja, dibuat juga dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour agar bisa mendatangkan persediaan secara cepat, ditambah dengan tidak adanya pelabuhan laut dalam di lokasi pendaratan. Untuk mengirimkan bahan bakar dari Inggris, Sekutu menjalankan Operasi PLUTO (Pipe Line Under The Ocean), yaitu jalur pipa bawah laut.

Pasukan Nazi

Persiapan Jerman
Pada tahun 1942 dan 1943, Jerman menganggap bahwa kemungkinan serangan Sekutu dari barat sangat kecil. Persiapan menghadapi invasi hanya berupa pembangunan fortifikasi yang melindungi pelabuhan-pelabuhan utama oleh Organisasi Todt. Pada akhir 1943, berkumpulnya kekuatan Sekutu di Inggris menyebabkan Komandan Bagian Barat Jerman, Field Marshal Gerd von Rundstedt, untuk meminta tambahan pasukan. Pasukan yang dimiliki sebelumnya hanya merupakan formasi statik saja, tanpa alat-alat transportasi dan peralatan dukungan.
Selain tambahan pasukan, von Rundstedt mendapatkan anak buah baru, Field Marshal Erwin Rommel. Rommel awalnya ditugaskan untuk memeriksa Tembok Atlantik, tetapi kemudian meminta untuk diberi tugas memimpin pasukan pertahanan Perancis utara, Belgia, dan Belanda. Permintaan ini dipenuhi dan pasukan yang dipimpinnya digabungkan dalam Grup B Angkatan Darat pada Februari 1944.

Lintas Udara
Sebelum serangan sesungguhnya pada pagi 6 Juni 1944 dimulai, di malam yang gelap empat divisi pasukan lintas udara (Airborne Division) Sekutu dari satuan US 82nd (All-American), US 101st (Screaming Eagles), serta British 6th dan British 1st diberangkatkan dari beberepa pangkalan udara di Inggris dengan ratusan pesawat terbang angkut C-47 dan DC-3 ditambah ratusan glider menuju semenanjung.

Operasi lintas udara ini bertujuan mengamankan beberapa sektor di belakang garis pertahanan pantai musuh untuk memudahkan pergerakan pasukan amfibi yang mendarat dari pantai Normandia.

Di bawah hujan tembakan artileri antiserangan udara AAA guns Jerman dan tembakan gencar senapan mesin MG 32/42, ke 15.500 pasukan lintas udara AS dan 7.900 pasukan lintas udara Inggris mendarat di berbagai titik yang sangat dekat dengan garis pertahanan belakang Jerman.

Operasi lintas udara ini sangat kacau dan pendaratan terjadi di luar landing zone (zona pendaratan) yang sudah ditentukan, sehingga membutuhkan waktu berjam-jam untuk konsolidasi pasukan dan bergerak ke titik pendaratan yang seharusnya. Begitupun, seluruh pasukan lintas udara ini berhasil mencapai target walau sedikit terlambat dan mengalami pukulan berat dari Jerman.

LOKASI PENDARATAN PASUKAN
Pendaratan Amfibi

6 Juni 1944, perairan Pantai Normandia dipenuhi ribuan kapal Sekutu. Pemandangan ini mengejutkan pasukan NAZI-Jerman yang mempertahankan garis pantai Normandia. Mereka masih kebingungan dan hampir tidak percaya terhadap penglihatannya. Bagaimana mungkin selat Inggris itu kini bisa dipenuhi kapal berbagai jenis.

Pukul 03.00, bombardir dari udara dimulai. Setelah belasan sortie pengeboman lewat udara sebagai serangan pembuka, meriam pertahanan pantai Jerman masih bungkam. Satuan-satuan pesawat pemburu dan patroli Jerman memang melakukan perlawanan, namun dengan mudah dipatahkan armada udara Sekutu.

Setelah pengeboman udara, meriam-meriam kapal perusak Sekutu kembali menghujani pantai dan tebing Normandia. Getaran dan ledakan sambung menyambung membangunkan pasukan Jerman yang bertahan.

Di tengah kepanikan, pasukan Jerman mulai mengatur barisan dan mempersiapkan serangan sambutan. Mereka sadar bahwa serangan besar-besaran akan segera digelar. Setelah matahari terbit, kapal-kapal pendarat Sekutu mulai bergerak mendekati lima pantai sasaran di bawah perlindungan tembakan salvo dari kapal-kapal perusak.

Saat rombongan kapal pendarat pertama mulai mendekati tepi pantai, meriam pertahanan Jerman melakukan tembakan terarah. Menimbulkan kepanikan yang pada ribuan tentara infanteri dan marinir Sekutu yang menjadi ujung tombak sebagai pembuka jalan.
Di bawah hujan tembakan gencar meriam berat 155 mm dan meriam medium 75 mm Jerman, kapal-kapal pendarat yang sebagian di antaranya karam beserta awaknya, akhirnya memuntahkan pasukan-pasukan pendarat.

Gelombang pertama tentara yang menginjak pantai ini disambut tembakan gencar mortir dan senapan mesin berat MG 32/42 Jerman. Seluruh sarang senjata dan bunker meriam ini tersembunyi di sepanjang pantai dan tebing karang, menjadi senjata pembantai yang mengerikan.

Namun gerak maju pasukan pendarat Sekutu terus maju dengan bantuan bombardir dari kapal perusak. Pasukan Jerman yang bertahan kewalahan. Amunisi mereka mulai habis. Tembakan meriam yang tadinya gencar kini hanya terdengar satu-satu, salak senapan mesin pun terdengar sporadis.

Gerak maju pasukan sekutu tidak terbendung lagi. Saat matahari terbenam, pasukan pertahanan pantai Jerman yang terakhir akhirnya menyerah. Serangan amfibi berdarah itu membawa hasil gemilang. Serangan Normandia menjadi titik awal kekalahan Jerman di daratan Eropa. Sebelas bulan setelah pendaratan di Normandia, lewat pertempuran demi pertempuran, seluruh kekuatan Jerman di benua Eropa akhirnya menyerah pada Sekutu.


Sumber    : - wikipedia.org
                 - Kaskus.com
                 - serbasejarah.blogspot.com
                 - senjatatempur.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar