Sabtu, 16 Juni 2012

Graf Zeppelin, Kapal Induk yang Tidak Pernah Selesai

Kapal Induk Graf Zeppelin diluncurkan pada tahun 1938. Kehadiran Graf Zeppelin langsung memberikan kepercayaan kepada Angkatan laut Nazi (Kriegsmarine) untuk menjadi sebuah angkatan perang diluar yang berstandar tinggi  menurut sejumlah pengamat, sayangnya Herman Goring yang menjadi arsitek  pembangunan Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) hingga menjadi begitu kuatnya, lupa terhadap pembangunan mesin-mesin perang Angkatan Laut, sehingga nasib Graf Zepellin tidak jauh beda dengan mesin perang rahasia Nazi lainnya.
Padahal Jika Graf Zepellin bisa dioperasikan sebelum perang usai, kapal ini bisa berlayar berdampingan dengan Bismarck dan Prinz Eugen. Ketiga kapal ini bisa bekerjasama dalam melawan setiap serangan udara hingga tidak akan berakhir dengan lumpuhnya Bismarck.

Nama Graf Zapellin dipilih untuk menghargai pangeran (Prinz) Ferdinand Von Zapellin. Sampai berakhirnya perang dunia II, Graf Zepellin menjadi satu-satunya kapal induk yang dimiliki Jerman. Kontruksi Graf Zepellin diterima pada 16 November 1935 dan selesai pada 28 Desember 1936 oleh Deutsche Werke di Kiel. Akhirnya kapal yang mengusung harapan besar itu diluncurkan pada 8 Desember 1938. Walau ternyata tidak pernah betul-betul selesai dikerjakan.


Riwayat kehadiran Graf Zepellin dimulai dari pengumuman Hitler pada tahun 1935 yang mengatakan bahwa Jerman akan memiliki kapal induk untuk memperkuat Kriegsmarine. Dua selesai dipasang  tahun berikutnya. Dua tahun kemudian Grobadmiral Erich Reeder memperkenalkan Program Plan Z yang intinya rencana pembangunan kapal yang ambisius. Dalam rencana ini disebutkan bahwa akan dibangun empat kapal induk pada tahun 1945. Namun pada 1939 ia merivisi program dengan mengurangi jumlah program dengan mengurangi jumlah kapal menjadi dua saja.
Jerman waktu itu menganut paham tidak akan memberi nama untuk kapal yang belum diluncurkan. Maka kapal induk pertama Jerman ketika selesai diberi kode “Carrier A” yang kemudian dinamakan Graf Zeppelin ketika diluncurkan tahun 1938, Kapal kedua diberi kode “Carrier B”. Sejak diluncurkan sejumlah nama termasuk Peter Strasser dan Deutschland  disebut-sebut tidak pernah secara resmi menyelesaikannya.

Rancangan Graf Zeppelin
Ketika Führer melakukan pembicaraan dengan AL Jerman, dia menyatakan kebimbangannya terhadap  kelanjutan perogram kapal induk. Selain itu, Reichsmarschall Hermann Göring, Commander in Chief AU Jerman, juga menunjukkan ketidaksukaannya terhadap apa yang sedang dikerjakan Raeder. Namun sang laksamana tetap optimis. Apalagi pada tahun 1941 semua sudah siap dikerjakan. Raeder melaporkan semua perkembangan kepada Hitler bahwa pekerjaan sudah mencapai 85 persen dan akan selesai dalam setahun. Tahun berikutnya akan dilanjutkan dengan uji laut dan latihan terbang di landasan kapal. Meskipun Hitler terus meyakinkan Raeder bahwa program tetap dijalankan, perseteruannya dengan Göring tidak pernah berhenti tetapi terus memuncak. Göring sampai menunjukkan sikap menundanya dengan menginformasikan kepada Hitler dan Raeder, bahwa pesawat yang dipesan untuk Graf Zeppelin belum siap hingga akhir 1944. Göring mencoba menerapkan taktik menunda-nunda, dan memang akhirnya program Graf Zeppelin menemui kesulitan. Pada tahun 1940, Carrier B dibatalkan Karena kekurangan material dan tenaga kerja, Graf Zeppelin pun bernasib hampir serupa.
Pesawat Fiseler Fi-167

Terpicu oleh Raeder, Hitler memerintahkan Göring untuk memproduksi pesawat untuk memenuhi kebutuhan kapal induk. Di bawah tekanan, sang marsekal menawarkan versi desain ulang dari Junkers Ju 87B dan Messerschmitt Bf 109E-3. Padahal kedua pesawat sudah dalam masa phased out dari skuadron garis depan AU.

Jelas Raeder tidak senang. Namun ia tidak punya pilihan, menerima apa adanya atau tidak sama sekali. Pesawat yang ditawarkan Göring ini juga membawa dampak terhadap konstruksi Graf Zeppelin. Instalasi dek penerbangan harus diganti untuk menyesuaikan dengan profil pesawatnya.

Pada tahun 1943, Hitler merasa kecewa oleh AL. Akibatnya berujung kepada diturunkannya Raeder dan digantikan oleh Admiral Karl Dönitz, laksamana kapal selam. Pergantian jabatan ini membuat pekerjaan Graf Zeppelin secara utuh dihentikan. Pada menjelang akhir PD II, Graf Zeppelin ditenggelamkan di air dangkal di Stettin (sekarang Szczecin). Kejadian ini berlangsung 25 April 1945, hanya sesaat sebelum Red Army menguasai kota.
Pembuatan Kapal Induk Graf Zeppelin yang tidak pernah selesai

Setelah Jerman menyerah, cerita dan kisah Graf Zeppelin tidak pernah jelas. Menurut Allied Tripartite Commision, kapal “Category C” telah dihancurkan dan ditenggelamkan di laut dalam pada 15 Agustus 1946. Lain lagi dengan Rusia. Negara ini memutuskan untuk memperbaiki kapal rusak itu. Graf Zeppelin akhirnya ditarik pada Maret 1946. Foto terakhir yang memperlihat sosok Graf Zeppelin diambil ketika kapal meninggalkan Swinemünde (sekarang Swinoujscie) pada 7 April 1947. Dalam foto terlihat dek kapal dimuati berbagai kontainer, kotak-kotak dan elemen konstruksi. Karena itu diperkirakan semua kontainer digunakan untuk membawa perlengkapan pabrik yang dirampas dan Polandia dan Jerman ke Uni Soviet.

Selama beberapa tahun, tidak ada informasi seputar kapal ini yang bisa diterima. Sejumlah spekulasi mengatakan bahwa sangat tidak mungkin kapal rongsokan itu dibuat di Leningrad. Karena pasti kedatangan kapal sebesar itu akan mendapat perhatian oleh intel Barat. Asumsi memperlihatkan bahwa kemungkinan bangkai kapal telah hilang dalam perjalanan antara Swinemünde dan Leningrad.

Setelah dibukanya arsip-arsip Soviet, misteri itu seperti akan terungkap. Kelihatannya kapal induk Graf Zeppelin telah ditarik ke Leningrad. Kemudian setelah dibongkar, didesain ulang menjadi PO-101 (FloatingBase Number 101). Rusia berharap bahwa kapal masih bisa diperbaiki di galangan kapal Leningrad. Ketika akhirnya terbukti tidak berguna, kapal ditarik lagi ke laut lepas, kembali ke Swinemünde. Di sini, pada 16 Agustus 1947, Soviet mengadakan latihan pertempuran laut dan udara. Dan sebagai target penembakan, ya siapa lagi kalau bukan Graf Zeppelin yang malang. Diduga, Soviet menginstal bom udara di flight deck, di hanggar dan bisa jadi di dalam cerobong asap, dan kemudian meniatuhkan bom dari pesawat, membakar kapal dan menembakkan torpedo. Latihan penyerangan ini dilakukan dibawah mandat Tripartite dan memberikan Soviet pengalaman menenggelamkan kapal induk. Hebatnya setelah dihantam 24 bom dan proyektil, kapal tidak juga tenggelam. Barulah setelah diterjang torpedo, Graf Zeppelin tamat riwayatnya. Sejak itu bangkai kapal tidak pernah ditemukan.

Spesifikasi :
Berat                           : 33,550 ton
Panjang                                   : 262,5 meter
Beam                           : 31,5 meter
Rangka                                    : 7,6 meter
Tenaga Penggerak       : Geared turbines, 200,000 WPS (147,000 kW), four screws
Kecepatan                   : 35 knot (65 km/jam)
Jarak Jangkau              : 14.816 km (8,000 nmi) di 19 knot (35 km/jam)
Awak kapal                 : 1.720 orang (termasuk 306 personil udara)
Persenjataan                :
16 × 15 cm SK C/28 guns
12 × Flak (10.5 cm)
22 × 3.7 cm SK C/30 (AA)
28 × Flak (2.0 cm)

Jumlah pesawat terbang yang bisa dibawa     : 50 buah
10 × Messerschmitt Bf 109 fighters
20 × Junkers Ju 87 dive bombers
20 × Fieseler Fi 167 torpedo bombers


Sumber    : - Wikipedia.org
                 - kakus
                 - alifrafikkhan.blogspot.com
                 www.wartech-military.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar