F-117A banyak mendapatkan publikasi pada masa Perang Teluk.
Kini Angkatan Udara Amerika Serikat berencana untuk mempensiunkan F-117,
dikarenakan akan mulai dipakainya F-22 Raptor yang lebih efektif. F-117 akan
mulai dipensiunkan secara bertahap dari Oktober 2006 sampai 2008, dan sudah
tidak ada lagi pilot baru yang dilatih untuk menggunakan pesawat ini.
Penamaan huruf "F-" pada pesawat ini secara
resmi tidak pernah dijelaskan. Namun, diperkirakan penamaan ini menggunakan
konvensi penamaan pesawat militer Angkatan Udara Amerika Serikat sebelum tahun
1962, misalnya seperti F-111. Pada pesawat militer Amerika Serikat setelah
tahun 1962, penamaan "F-" biasanya untuk pesawat tempur udara ke
udara, "B-" untuk pesawat pengebom, "A-" untuk pesawat
serang darat, dan "C-" untuk pesawat kargo (contohnya F-15 Eagle, B-2
Spirit, A-6 Intruder, dan C-130 Hercules). Pesawat siluman ini merupakan
pesawat serang darat, karena itulah huruf awal "F-" dan penomorannya
masih menjadi misteri.
Baru-baru ini sebuah film dokumentasi yang
mewawancarai seorang anggota senior tim pengembangan F-117, mengatakan bahwa
pilot-pilot terbaik akan lebih tertarik untuk mencoba pesawat "F-",
dibandingkan pesawat "B-" atau "A-".
Cara
Kerja Sistem Stealth Pada F-117
Pada gambar diatas Sebuah pesawat F-117 dapat menghindari
radar karena pada desain pesawat tersebut memiliki minus lekukan sehingga radar
yang datang dari musuh akan di pantulkan sehingga yang muncul pada monitor RCS
musuh hanyalah dot-dot (titik-titik) yang sangat kecil yang bisa dianggap
sebagai gerombolan burung dan bukanlah pesawat yang sedang menyelinap.
Mirip cara Terbang
Burung Walet
Pesawat tanpa sistem
stealth (siluman)
Gambar kedua ini adalah
sebuah pesawat F-15 Eagle yang dalam desainnya banyak memiliki lekukan-lekukan
tajam pada body nya sehingga dapat di tangkap oleh radar dengan baik dan muncul
dalam monitor RCS sebagai dot-dot pesawat tempur yang menyusup.

Bentuk sayap pesawat juga memengaruhi pantulan
pancaran energi radar. Bentuk sayap pesawat lama yang lurus ke samping misalnya
memberikan pantulan yang sempurna sehingga pesawat ini mudah terdeteksi. pada
layar monitor, titik RCS pesawat-pesawat itu tampak besar.
Melihat kenyataan demikian, kemudian orang membuat
sayap sayung kebelakang, memang memperkecil pantulan namun tidak memuaskan
karena RCS makin besar, maka dibuatlah delta yang membuat sebagian besar
pancaran radar yang mengenai sayap itu, sebagian besar dibuang ke arah lain. Kemudian
dibuat sayap dengan bentuk sabit seperti yang dimiliki pesawat-pesawat generasi
berikutnya. Dengan membuat lengkungan pada bagian sayap, leading edge, maka
pantulan ke arah lain semakin sempurna.
![]() |
AH-64 Apache |
Kemudian umumnya desain pesawat stealth tidak
mengijinkan adanya pylon atau penggantung rudal maupun roket yang digantungkan
pada badan dan sayap pesawat seperti yang dijumpai pada pesawat umumnya.
Sehingga rudal ditempatkan pada rak-bom (bomb bay) khusus.
Cara lain yakni dengan menggunakan material khusus
yang dikenal sebagai RAM (Radar Anti material) yang merupakan bahan penyerap
energi pancaran radar. Bahan-bahan tersebut antara lain komposit berupa
graphyte epoxy dari karbon. Karena bahan itulah, maka energi radar tidak
terpantulkan.
Mungkin seperti itulah gambaran mudahnya mengapa sebuah pesawat bisa lolos dari monitor pengawas musuh. Walapun begitu, pesawat F-117 ternyata memiliki kelemahan juga, pada saat konflik Yugoslavia, pesawat ini tertangkap radar dan tertembak jatuh oleh misil SA-3 SAM buatan Russia.
Ternyata jatuhnya pesawat itu pada saat bom bay nya (pintu bom) dalam keadaan terbuka sehingga mungkin sudut-sudut tajam itulah yang tertangkap oleh radar kemudian di seranglah dengan misil darat ke udara tersebut (surface to air missile).
Kesimpulannya, akan perlu penyempurnaan pada setiap generasi pesawat tempur, dengan penyempurnaan tersebutlah pihak suatu negara memperkecil jumlah korban jiwa yang berjatuhan.
Karakteristik
umum
Panjang :
65 ft 11 in
Lebar sayap :
43 ft 4 in
Tinggi :
12 ft 9.5 in
Luas sayap :
780 ft²
Bobot kosong :
29,500 lb
Bobot terisi :
52,500 lb
Mesin : 2× General Electric F404-F1D2 turbofans, 10,600 lbf masing-masing
Kinerja
Laju maksimum :
Mach 0.92 (617 mph, 993 km/h)
Laju jelajah :
Mach 0.92
Jarak jangkau :
930 NM
Batas tertinggi servis : 69,000 ft
Beban sayap :
65 lb/ft²
Dorongan/berat :
0.40
Persenjataan
2 × internal weapons bays with one hardpoint each
(total of two weapons) equipped to carry:
Bombs:
BLU-109 hardened
penetrator
GBU-10 Paveway II
laser-guided bomb
GBU-12 Paveway II
laser-guided bomb
GBU-27 Paveway III
laser-guided bomb
JDAM INS/GPS guided
munition
Sumber :
id.wikipedia.org
terselubung.blogspot.com
www.indowebster.web.id
kaskus.co.id