|
Ilustrasi Dornier Do-X |
Dornier Do X adalah pesawat terbang amphibi terbesar,
terberat, dan juga paling kuat di dunia pada masanya. Dornier Do X, diproduksi
oleh perusahaan Dornier Jerman pada tahun 1929. Pertama kali dirancang oleh Dr
Claudius Dornier pada tahun 1924.Dornier Do-X dijuluki sebagai perahu terbang
besar. Pesawat terbang ini memang dirancang untuk tinggal landas dan mendarat
diatas permukaan air. Dioperasikan pertama kali oleh Lufthansa, sebuah maskapai
penerbangan terbesar di Eropa yang berasal dari Jerman.
Perencanaan awal dimulai pada akhir tahun 1925 dan setelah
menghabiskan lebih dari 240.000 jam kerja, rancangan itu selesai pada Juni
1929. Hanya Tupolev ANT-20 yang dirancang oleh Maxim Gorki Landplane dari Rusia
yang diluncurkan beberapa tahun kemudian, yang mampu menandingi ukuran fisik
Dornier Do X.Akan tetapi Tupolev ANT-20 tapi tidak mempunyai bobot seberat Do
X. Tupolev ANT-20 memiliki bobot 53 ton, masih kalah bila dibandingkan dengan
Do X yang mempunyai bobot hingga 56 ton.
Proyek Do X sepenuhnya dibiayai oleh Departemen Transportasi
Jerman dan dibangun di sebuah pabrik yang dirancang khusus di Altenrhein,
sebuah wilayah didataran Swiss dekat dengan Danau Constance. Wilayah pabrik
yang berada diluar Jerman dipilih dalam rangka untuk menghindari Perjanjian
Versailles yang melarang setiap pesawat dibangun dengan melebihi batas
kecepatan dan ukuran untuk dibangun di Jerman setelah Perang Dunia I.
Dornier Do-X pertama kali di-uji coba terbang pada tanggal
12 Juli 1929 dengan membawa 14 orang awak. Untuk lebih mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat pada kemampuan pesawat, pada uji penerbangan yang ke-70 tanggal
21 Oktober 1929, sebanyak 169 orang penumpang diikutkan dalam penerbangan
tersebut. Sebagian besar penumpang terdiri dari para pekerja yang terlibat
dalam pembuatan Dornier Do-X dengan keluarganya masing-masing. Dan penerbangan
tersebut memecahkan rekor dalam hal jumlah penumpang. Rekor ini terus bertahan
hingga 20 tahun setelah itu.
Satu tahun kemudian Dornier Do-X melakukan misi penerbangan.
Perahu terbang raksasa ini lepas landas dari Danau Costance – Jerman menuju New
York – Amerika. Rute penerbangannya adalah Amsterdam (Belanda), Lisbon
(Portugal), Rio de Janeiro (Brazil) dan Miami (Florida). Penerbangan ini
dimulai pada tanggal 3 November 1930 dibawah pimpinan Capt. Friedrich
Christiansen.
Penerbangan ini mengungkapkan beberapa dari kekurangan pesawat tersebut.
Diantaranya konsumsi bahan bakar yang berlebihan. Pesawat seperti
terhuyung-huyung di udara dengan berat lepas landas 55 ton. Bahkan, pesawat
terasa sangat berat meskipun dirancang untuk bisa terbang hingga pada
ketinggian 10.000. Dornier Do-X diharapkan bisa menyelesaikan penerbangan
penumpang transatlantik, tapi ternyata pesawat ini terlalu banyak memiliki
masalah. Hampir sepuluh bulan berlalu sebelum DO-X mendarat di pelabuhan New
York, dan meskipun menyelesaikan tiga penyeberangan lainnya, jelas bahwa perahu
terbang raksasa ini tidak bisa memberikan layanan penumpang efisien untuk
penerbangan antara Eropa dan Amerika Serikat.
Karena kurangnya minat komersial (saat itu hanya Lufthansa,
perusahaan penerbangan yang juga asal Jerman yang berminat melakukan uji coba
komersial) dan juga terjadinya sejumlah kecelakaan kecil pada penerbangan yang
berkaitan dengan kestabilan fungsi mesin dan tingginya biaya pemeliharaan
membuat Do X dibangun hanya sebanyak 3 unit prototype saja, dan belum sempat
diproduksi secara masal.
Karakteristik umumCrew: 10 – 14 orang
Kapasitas penumpang: 66 - 100 penumpang
Panjang: 40 m (134 ft 2 in)
Bentang sayap: 48 m (157 ft 5 in)
Tinggi: 10 m sampai 11 m (33-36 kaki)
Luas sayap: 450 m² (4844 ft ²)
Berat Kosong: 28.250 kg (£ 62.280)
Max berat lepas landas : 56.000 kg (123.460 £)
Mesin: 12 × Curtiss Conquerorr, 455 kW (610 hp)
PerformanceKecepatan maksimum : 211 km / jam (131 mph)
Cruise kecepatan : 175 km / h (109 mph)
Daya Jelajah : 1.700 km (1.056 mi)
Ketinggian terbang : 500 m (1.650 kaki)
Sumber :
- Wikipedia.org
- www.tiket-penerbangan.com
1 komentar:
pesawat ampibhi legendaris buatan jerman
Posting Komentar