Rabu, 20 Juni 2012
IS-2 Stalin Heavy Tank
Tag
AGKATAN DARAT
Pada tahun 1943 tank-tank berat KV-1
dan KV-2 dirasakan sudah tidak mampu lagi digunakan dalam pertempuran melawan
Jerman. Lambat dan dengan persenjataan yang sama dengan tank medium T-34,
ditambah dengan kemunculan tank-tank Panther dan Tiger semakin menegaskan akan
adanya kebutuhan heavy tank baru bagi pasukan Uni Soviet. Oleh karena itu maka
kemudian dirancang satu tank baru yang akhirnya diberi nama IS, mengambil dari
nama Iosef Stalin; pimpinan negara Uni Soviet.
Versi awal tank dengan empat orang
awak ini adalah IS-1 yang dipersenjatai dengan meriam D-5T kaliber 85mm. Namun
pada saat yang bersamaan diproduksi medium tank T-34/85 dengan persenjataan
yang sama dan oleh karena itu dibutuhkan meriam dengan kaliber yang lebih besar
untuk mempersenjatai heavy tank baru tersebut. Uji coba sempat dilakukan dengan
menggunakan meriam kaliber 100mm, namun kemudian dihentikan dengan alasan
logistik. Akhirnnya diputuskan untum mempersenjatai tank tersebut dengan meriam
D-25T kaliber 122mm.
Konsep heavy tank dalam militer Uni
Soviet adalah untuk mendukung pasukan infantri dan oleh karena itu dipergunakan
meriam kaliber 122mm. Dengan proyektil HE seberat 28 kg (bandingkan dengan
meriam 88 Jerman dengan proyektil HE seberat 9 kg, atau proyektil HE meriam
75mm yang hanya seberat 4 kg) tentu saja sangat menakutkan. Selain itu meriam
122m juga sudah digunakan secara luas di kalangan pasukan Uni Soviet sehingga
mempermudah urusan logistik. Selain meriam kaliber 122 dengan 28 butir amunisi,
IS-2 juga dipersenjatai dengan dua pucuk senapan mesin DT kaliber 7,62mm; tidak
sedikit pula IS-2 yang masih ditambahi dengan senapan mesin berat DShk kaliber
12,7mm guna keperluan anti serangan udara.
IS-2 pertama kali digunkan dalam
pertempuran pada bulan April 1944. Pasukan tank Jerman kaget luar biasa ketika
melihat meriam kaliber 88mm pada tank Tiger I tidak mampu menembus lapisan baja
IS-2, kecuali dalam jarak kurang dari 1.000 meter. Bahkan meriam kaliber 75mm
tank Panther bahkan hanya efektif dalam jarak kurang dari 600 meter. Walaupun
lebih diutamakan untuk menembakkan proyektil HE, tetapi meriam 122mm pada tank
IS-2 juga digunakan untuk menembakkan proyektil AP dan mampu menembus lapisan
baja tank Tiger dalam jarak lebih dari 1.000 meter.
Secara teknis lapisan baja dan
meriam 122mm yang digunakan tank IS-2 memang mampu mengimbangi tank-tank
Jerman, namun IS-2 ternyata lebih lamban dan sulit bermanuver jika dibandingkan
dengan tank-tank Jerman. Selain itu tank-tank Jerman juga memiliki fire control
yang jauh lebih baik dari tank-tank Uni Soviet.
Walaupun masih memiliki kelemahan,
tetapi IS-2 adalah tank yang cukup tangguh dan digunakan sebagai ujung tombak
serangan pasukan Uni Soviet pada tahun 1944-1945. Tank ini juga yang digunakan
untuk mendobrak pertahanan Jerman di Berlin, sekaligus membawa Uni Soviet
meraih kemenangan dalam Perang Dunia II.
Pada awal tahun 1945, muncul versi
baru dari tank IS-2, yaitu IS-3. Versi IS-3 ini memiliki lapisan baja yang
lebih tebal dengan desain turret model baru. IS-3 adalah salah satu simbol
perang dingin, digunakan oleh beberapa negara sekutu Uni Soviet pada tahun
1950-an dan 1960-an. Salah satu penggunanya adalah Mesir, yang menggunakan IS-3
dalam Perang Arab-Israel tahun 1967 dan 1973.
Secara total telah diproduksi lebih
dari 8.000 unit tank IS dalam berbagai varian dan versi, termasuk assault gun
ISU-122 dan ISU-152.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar