Westland Wasp TNI AL kini menjadi monumen di Surabaya
Pada awal tahun 60-an, Penerbal
(Pusat Penerbangan TNI AL) memiliki pesawat pemburu kapal selam.Pesawat yang
dimaksud adalah Fairey Gannet.Pesawat ini sangat khas, pertama karena sosoknya
yang terlihat tambun dan kedua, Gannet punya dua bilah baling-baling yang
sejajar di bagian hidung.Dua bilah baling-baling ini berputar saling berlawanan
arah.
Gannet, menjadi legenda pemburu kapal selam Penerbal TNI AL
Masuknya pesawat AKS jenis Gannet ke
jajaran TNI-AL diawali dengan kontrak pembelian pesawat Gannet tipe AS-4 dan
T-5 oleh KSAL dengan pihak Fairey Aviation Ltd (Inggris) pada tanggal 27
Januari 1959 di Jakarta. Untuk menghancurkan kapal selam musuh, Gannet dibekali
kemampuan membawa dua unit torpedo yang ditempatkan dalam bomb bay.Serta tidak
ketinggalan peluncur roket dibawah kedua sayap. Di periode yang sama,
Penerbal(Pusat Penerbangan TNI AL) juga pernah memiliki heli AKS Mi-4 yang
masuk dalam skadron 400.
Wasp Dalam Kenangan
Sejak NKRI berdiri, TNI AL sesungguhnya baru mengopersikan 2 tipe heli AKS,
yakni Mi-4 dan Westland Wasp HAS MK.1 .Wasp adalah heli yang dirancang ideal
untuk diopersikan dari atas geladak frigat, meski dibuat oleh Westland
Helicopter yang merupakan perusahaan Inggris, Wasp yang digunakan oleh TNI AL
merupakan bekas pakai dari AL Belanda. Jumlah yang dibeli sebanyak 10 unit, dan
sesungguhnya merupakan paket dalam pembelian frigat kelas Tribal dari Inggris,
dan frigat kelas Van Speijk dari Belanda.Karena dibeli bekas dan masuk dalam
sistem paket, Wasp dihargai cukup murah, yakni US$75.000 per heli.
Ruang kokpit Wasp
Ada beberapa hal yang unik dari heli
ini, Wasp dibuat dengan empat roda yang bisa bergerak kesegala arah, ini
memudahkan dalam pengaturannya di helipad dan hangar pada frigat yang luasnya
terbatas. Untuk memudahkan mobilitas, saat akan dimasukkan ke dalam hangar,
selain baling-baling yang bisa dilipat, ekor heli pun juga bisa ditekuk,
sehingga bisa memaksimalkan ruang yang ada di hangar. Ekor lipat inilah yang
menjadi ciri khas untuk kebutuhan AL, tidak seperti heli Bo-105 dan Nbell-412
yang aslinya tak dirancang untuk pengoperasian di frigat.
Tampilan 3 dimensi Westland Wasp
Ciri khas Wasp, bagian mesin dibiarkan terbuka
Secara kasat mata, penempatan mesin
heli ini pun sangat menarik perhatian, sebab mesin dibiarkan terbuka tanpa
penutup.Desain mesin terbuka tentu cukup memudahkan dalam perawatan, tapi jadi
elemen yang melemahkan dari sisi perlindungan.Karena dirancang untuk ‘hidup’ di
lautan, heli ini pun dilengkapi pelampung yang dapat mengembang bila terjadi crash,
letak pelampung ini terdapat pada besi penyangga, persisi disisi kiri dan kanan
mesin.
Dilihat dari sejarahnya, prototipe
heli ini mulai meluncur dengan kode Saro P.531 pada 20 Juli 1958.Dan mulai
terbang perdana pada 1962 untuk mengisi kebutuhan Royal Navy dan Royal
Army.Khusus untuk versi Royal Army, disebut sebagai Westland Scout, bedanya
terletak dengan tidak digunakannya roda.Meski menyandang tugas sebagai pemburu
kapal selam, perangkat avionik heli ini terbilang kuno, dimana belum dibekali
radar, dan sonobuoy.Sebagai informasi, sonobuoy merupakan perangkat sonar yang
dicelupkan ke dalam air, gunanya untuk mendeteksi letak dan posisi kapal selam
musuh.
Wasp milik AL Selandia Baru, nampak membawa torpedo MK46
Meski kelengkapannya serba terbatas,
di era 60 dan 70-an Wasp cukup diandalkan oleh NATO, lantaran heli ini sanggup membawa
2 torpedo MK44, atau 1 torpedo MK46, atau 2 bom laut MK44. Untuk misi serangan
ke permukaan, Wasp juga bisa dibekali 4 rudal SS1 atau 2 rudal AS12. Untuk
kelengkapan pertahanan diri, Wasp juga dapat dipasangi GPMG (general purpose
machine gun) 7,6mm, dan flares.
Dalam acara Pameran ABRI di tahun
1995, Wasp TNI AL bahkan pernah dipamerkan dengan kelengkapan penuh, selain
Torpedo MK46, juga diperlihatkan beberapa perangkat yang bisa dipasang untuk
misi SAR di lautan.
Wasp milik AL Afrika Selatan tengah melakukan misi
SAR/evakuasi di laut
Untuk menjalankan misinya, Wasp
diawaki oleh seorang pilot dan seorang aircrew yang juga berperan sebagai
navigator untuk pelepasan senjata. Untuk kapasitas angkutnya, di bagian
belakang, heli ini dapat memuat 3-4 orang penumpang. Untuk melayani misi tempur
dan patroli, Wasp ditenagai oleh sebuah mesin Rolls-Royce Nimbus 103
turboshaft, mesin ini dapat menghantarkan Wasp hingga kecepatan maksimum 193Km
per jam, serta jangkauan terbang sampai 488Km.
Dipakai Juga Oleh Malaysia
Wasp ternyata cukup laku juga dipasaran, heli ini telah diproksi sebanyak 133
unit, 10 diantaranya dioperasikan TNI AL. Selain Inggris dan Indonesia, negara
pengguna Wasp adalah Belanda, Brazil, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan
Malaysia. AL Malaysia (TLDM/Tentara Laut Diraja Malaysia) jadi satu-satunya
pengguna Wasp di Asia selain Indonesia.Baik TNI AL dan TLDM, sejak tahun 2000
tidak lagi mengoperasikan Wasp.
Inilah Wasp milik TLDM, kini nasibnya juga menjadi monumen.
Heli Super Lynx milik AL Malaysia, lengkap dengan 4 unit
rudal Sea Skua.Heli jenis inilah yang beberapa waktu lalu sempat menyergap
kapal patroli Bea Cukai RI di wilayah perbatasan.
Hanya bedanya, TLDM diberkahi jalan
keluar dengan membeli Super Lynx MK100, heli yang juga buatan Westland ini
terbilang yang paling canggih untuk misi AKS.Malaysia tercatat punya 6 unit
Super Lynx yang dibekali rudal anti kapal Sea Skua, bom laut dan torpedo.Tak
itu saja, untuk misi pengintaian, TLDM juga mengoperasikan heli AS550 Fennec
buatan Eurocopter.
AL Singapura justru lebih sangar
lagi, sejak tahun 2005 telah memiliki S70 Sea Hawk (varian SH-60 Sea Hawk).
Heli super canggih ini dimiliki sebanyak 6 unit dan siaga tempur on board pada
frigat kelas Formidable yang berkemampuan stealth. Belum lagi Negeri Pulau ini
punya Fokker-F50, sebagai pesawat intai maritim yang dapat dipersenjatai rudal
Harpoon dan torpedo.
Singapura telah melangkah jauh dengan menggunakan varian Sea
Hawk, salah satu heli AKS tercanggih di dunia saat ini.
TNI AL Pasca Wasp
Setelah ‘ditinggal’ Wasp TNI AL tidak punya heli pengganti yang berkualifikasi
Wasp. Sejak 10 tahun ini sandaran kekuatan Penerbal hanya berkutat pada heli
Bo-105, Nbell-412, dan Super Puma.Yang walaupun dipersenjatai pun, bukan untuk
misi AKS, biasanya sekedar dipasangi GPMG dan roket untuk misi melawan
terorisme di laut.
Dengan wilayah laut yang begitu
luas, ironis bagi kekuatan angkatan laut Indonesia yang saat ini tak memiliki
satuan pesawat AKS. Walau ada Boeing 737 surveillance TNI AU, N22 Nomad dan
CN-235 MPA (maritim patrol aircraft), kedua pesawat tadi hanya sebatas mampu
melakukan fungsi pengintaian. Maklum Boeing 737, Nomad dan CN-235 MPA tidak
dibekali senjata ke permukaan.
Wasp
dengan frigat Van Speijk tengah bertarung dengan ganasnya gelombang laut.
Pastinya TNI AL sadar akan perlunya
heli AKS, dikutip dari Tribun-news.com (26/2/2012), KSAL Laksamana TNI Soeparno
mengatakan, kebutuhan heli dan pesawat Patmar adalah tuntutan, terutama
Helikopter yang memiliki kemampuan AKS. Dan sesuai anggaran pengadaan
2010-2014, ditargetkan TNI AL dapat memiliki setidaknya 10 heli berkemampuan
AKS.Kandidat heli AKS untuk TNI AL pun sudah banyak diperbincangkan. Westland
Super Lynx, sering disebut-sebut pasanya
heli ini pernah melakukan demo terbang di Indonesia. Dari segi kecanggihan tidak
usah ditanya, tapi sayang harga heli dan biaya operasi yang mahal membuat Super
Lynx tergeser dari bursa.
Kandidat masih banyak dipasaran,
baik heli AKS dari Eropa dan Rusia, tetapi pemerintah telah mencalonkan heli
SH2G Seasprite buatan Kaman Helicopters.Heli ini terbilang punya reputasi yang
tinggi. Menurut kabar, 6 heli Sea Sprite akan dibekali kemampuan AKS, sedangkan
5 sisanya akan dilengkapi dengan persenjataan anti kapal permukaan.
Seasprite
milik AL Australia, tipe inilah yang bakal menjadi armada heli AKS TNI AL.
Selain radar deteksi, pesawat ini
juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan penindakan. “Rencananya
pada 2012 pengadaannya,” ujarnya.Sekretaris Komite Kebijakan Industri
Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pengadaan CN-235 untuk
MPA TNI AL masuk dalam prioritas alutsista TNI.
Lepas dari sosok Seasprite, tapi
faktanya heli yang akan dibeli TNI AL ini justru sudah tak dipakai lagi oleh AL
AS (US Navy) dan AL Australia. Kedua AL tersebut, dan juga AL Singapura kini
mempercayakan peran AKS pada heli Sikorsky SH-60 Sea Hawk.
Spesifikasi Wasp HAS Mk.1
Pabrik : Westland Helicopters, UK.
Kru : 2 orang (pilot dan aircrew)
Kapasitas : 3-4 penumpang
Panjang : 12,30 meter (termasuk rotor)
Diameter rotor : 9,83 meter
Tinggi : 2,72 meter
Berat kosong : 1,569 kg
Berat Max : 2,500 Kg
Mesin : 1 × Rolls-Royce Nimbus 103 turboshaft
Kecepatan maksimum : 193 Km/jam
Kecepatan jelajah : 177 Km/jam
Kecepatan menanjak : 7,3 meter/detik
Jangkauan terbang : 488 Km
0 komentar:
Posting Komentar