|
Ekranoplan Pertama |
Ekranoplan (bahasa Rusia: экранопла́н) adalah sebuah
kendaraan menyerupai pesawat terbang, tetapi kemampuannya melayang sepenuhnya
tercipta karena adanya bantalan udara yang terbentuk karena interaksi
aerodinamik antara sayap dan badan pesawat dengan permukaan tanah. Bantalan
udara yang terbentuk itu dikenal dengan istilah Ground Effect. Kendaraan Ground
effect (GEV) terbang dapat terbang di permukaan datar apa pun, dengan
ketinggian dari permukaan tanah bervariasi sesuai dengan ukuran kendaraan.
Pada tahun 1966, selama perang dingin antara Uni Soviet dan
Amerika, satelit mata-mata Amerika menangkap sebuah obyek benda berukuran besar
berwarna abu-abu yang bergerak dengan kecepatan tinggi di permukaan laut
Kaspia. Tapi kehadiran benda itu sama sekali tidak tertangkap oleh radar.
Selama beberapa tahun pihak Amerika tidak mengetahui benda apa itu. Mereka
menamakannya Monster dari Laut Kaspia. Setelah perang dingin selesai, diketahui
bahwa benda itu adalah sebuah ekranoplan milik pihak Unis Sovyet. Benda ini memang
pantas dijuluki monster karena konon inilah ekranoplan terbesar yang pernah
dibuat. Memiliki panjang 100 meter, berbobot 544 ton, dan mampu melaju dengan
kecepatan 250 mil per jam. Ketika sudah bergerak dengan kecepatan tertentu,
ekranoplan tidak lagi bersentuhan dengan air, dan dapat bergerak di atas es,
salju, atau permukaan datar lainnya. Pihak militer Sovyet menyebutnya dengan
nama KM (Korabl-Maket). Belakang diketahui bahwa Sovyet telah mengoperasikan
puluhan ekranoplan untuk kepentingan militer di Laut Kaspia dan Laut Hitam.
SEJARAH PENGEMBANGAN
Menurut informasi ekranoplan mulai dikembangkan sebelum
perang dunia kedua di Skandinavia. Tapi masih dalam tahap eksperimen dan tidak
diketahui catatan yang mendokumentasikan pengembangan ekranoplan pada masa itu.
Dan pada tahun 1960 teknologi, Ground Effect yang mendasari pembuatan
ekranoplan ini mulai dikembangkan. Ada
dua orang tokoh yang punya jasa besar dalam mengembangkan teknologi Ground
Effect, mereka adalah Rostislav Evgenievich Alexeev dari Rusia dan Alexander
Martin Lippisch dari Jerman. Mereka bekerja secara terpisah dengan dukungan
proyek dari Negara masing-masing.
Rostislav Evgenievich Alexeev adalah seorang perancang kapal
cepat yang dilahirkan di Novozybkov – Rusia pada tanggal 18 Desember 1916.
Orang inilah yang pertama kali merancang ekranoplan. Dibawah kepemimpinannya,
Central Hydrofoil Design Bureau (CHDB), pusat pengembangan teknologi ground
effect milik Uni Sovyet, berhasil membuat banyak ekranoplan. Misalnya KM yang
legendaris dan beberapa varian rancangan ekranoplan yang sangat berhasil
menurut jamannya. Proyek ini sangat dirahasiakan dan mendapat dukungan besar
dari pemimpin Sovyet pada saat itu, Nikita Khrushchev. Tetapi sayang, KM
mengalami musibah pada tahun 1980 dan membuat Alexeev dipecat dari CHDB. Pengembangan
ekranoplan dilanjutkan oleh Dmitri Ustinov yang menjabat sebagai Menteri
Pertahanan USSR.
Karena keterbatasan dana, akhirnya proyek ini dihentikan pada tahun 1985 oleh
Menteri Pertahanan yang baru, Marshal Sokolov. Setelah runtuhnya Uni Sovyet,
hasil rancangan dari CHDB mulai diketahu
oleh kalangan luas. Akhirnya dunia pun menobatkan Rostislav Evgenievich Alexeev
sebagai bapak ekranoplan.
Alexander Martin Lippisch, seorang pengembang teknologi Ground Effect yang lain
dilahirkan pada tanggal 2 Nopember 1894 di kota Munich - Jerman. Orang
ini memang ahli dan sangat berpengaruh di dunia penerbangan. Salah satu
penemuannya yang sangat penting dalam bidang penerbangan adalah rancangan sayap
delta. Setelah bertahun-tahun mengabdi pada dinas penerbangan militer jerman,
Lippisch justru berhasil mengembangkan teknologi Ground Effect setelah hijrah
ke Amerika. Seperti kebanyakan ilmuwan Jerman lainnya, keahlian mereka akhirnya
lebih banyak dimanfaatkan oleh Amerika. Antara tahun 1950 hingga 1964, minatnya
mulai bergeser menuju pengembangan Ground Effect. Saat dia bekerja pada Collins
Radio Company yang juga memiliki divisi khusus untuk pengembangan aeronautika.
Hasilnya adalah rancangan pesawat terbang VTOL (Vertical Take Off Landing),
teknologi yang digunakan oleh jet tempur Sea Harrier milik kerajaan Inggris,
dan rancangan sebuah kapal aerofoil yang dikenal sebagai kapal bersayap. Namun
Lippisch akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan pada tahun
1966 ia membentuk Lippisch Research Corporation yang segera mendapat perhatian
dari pemerintah Jerman. Kedua rancangan yang pernah dibuatnya di Collins Radio
Campany berhasil dibangunkan prototip-nya. Namun sayangnya prototip itu tidak
pernah dikembangkan lebih lanjut. Kabarnya Australia telah berhasil
mengembangkan temuan Lippisch hingga melahirkan type XTW-4.
SEKARANG
|
Berbagai jenis Ekranoplan |
Saat ini, ekranoplan tipe Orion-20
sedang dibangun di Petrozavodsk.
Kendaraan tersebut akan menjadi platform uji coba mesin, peralatan
navigasi, dan sistem kontrol, serta keselamatan untuk kendaraan-kendaraan
serupa di masa depan.
Salah satu ekranoplan, yakni A-90
Orlyonok yang berbobot 125 ton, didesain sebagai kendaraan angkut militer
berkecepatan tinggi, dan dioperasikan dari pangkalan di kawasan pesisir Laut
Kaspia dan Laut Hitam.
Beberapa Orlyonok sempat
dioperasikan AL Rusia pada periode 1979-1992. Bahkan, pada 1987, Uni Soviet
pernah meluncurkan ekranoplan kelas Lun seberat 400 ton yang dirancang khusus
sebagai peluncur rudal.
|
Ekranoplan Buatan Jerman |
Meski demikian, para pejabat Dinas
Penjaga Perbatasan meyakini ekranoplan akan sangat efektif dalam menjalankan
operasi patroli pengamanan jalur-jalur pelayaran di kawasan Artik dan
perbatasan Rusia di sepanjang sungai-sungai besar, seperti Sungai Amur dan Danube.
Di Indonesia sendiri, teknologi Ground Effect dianggap
sebagai solusi yang bagus untuk menjawab kebutuhan sarana transportasi laut di
masa datang. Alat transport yang akan menghubungkan banyak pulau di seluruh
wilayah Indonesia.
Bukti dari ketertarikan itu adalah saat Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) meluncurkan prototip WiSE Belibis SDJ A2B pada peringatan Hari
Kebangkitan Teknologi Nasional yang ke-13 tahun 2008. Kapal bersayap ini mampu mengangkut 8
orang penumpang, terbang pada ketinggian 2 meter diatas permukaan laut dengan kecepatan
maksimal 60 knott (60 mill per jam) dan mampu meluncur selama 6 jam tanpa
berhenti. Kabarnya prototip ini akan diuji coba di Teluk Banten.
Sumber : -
www.tiket-penerbangan.com
- indo-defense.blogspot.com
- www.pindad.com
- Wikipedia.org
- Kaskus.com
0 komentar:
Posting Komentar