AH-64 Apache |
Minggu, 29 Juli 2012
F-117A Nighthawk, Pesawat Siluman Pertama AS
Tag
ANGKATAN UDARA
F-117A Nighthawk merupakan pesawat siluman serang darat
hasil dari program pesawat siluman Lockheed Have Blue, dan merupakan pesawat
pertama yang dirancang khusus untuk menggunakan teknologi siluman.
F-117A banyak mendapatkan publikasi pada masa Perang Teluk.
Kini Angkatan Udara Amerika Serikat berencana untuk mempensiunkan F-117,
dikarenakan akan mulai dipakainya F-22 Raptor yang lebih efektif. F-117 akan
mulai dipensiunkan secara bertahap dari Oktober 2006 sampai 2008, dan sudah
tidak ada lagi pilot baru yang dilatih untuk menggunakan pesawat ini.
Penamaan huruf "F-" pada pesawat ini secara
resmi tidak pernah dijelaskan. Namun, diperkirakan penamaan ini menggunakan
konvensi penamaan pesawat militer Angkatan Udara Amerika Serikat sebelum tahun
1962, misalnya seperti F-111. Pada pesawat militer Amerika Serikat setelah
tahun 1962, penamaan "F-" biasanya untuk pesawat tempur udara ke
udara, "B-" untuk pesawat pengebom, "A-" untuk pesawat
serang darat, dan "C-" untuk pesawat kargo (contohnya F-15 Eagle, B-2
Spirit, A-6 Intruder, dan C-130 Hercules). Pesawat siluman ini merupakan
pesawat serang darat, karena itulah huruf awal "F-" dan penomorannya
masih menjadi misteri.
Baru-baru ini sebuah film dokumentasi yang
mewawancarai seorang anggota senior tim pengembangan F-117, mengatakan bahwa
pilot-pilot terbaik akan lebih tertarik untuk mencoba pesawat "F-",
dibandingkan pesawat "B-" atau "A-".
Cara
Kerja Sistem Stealth Pada F-117
Pada gambar diatas Sebuah pesawat F-117 dapat menghindari
radar karena pada desain pesawat tersebut memiliki minus lekukan sehingga radar
yang datang dari musuh akan di pantulkan sehingga yang muncul pada monitor RCS
musuh hanyalah dot-dot (titik-titik) yang sangat kecil yang bisa dianggap
sebagai gerombolan burung dan bukanlah pesawat yang sedang menyelinap.
Mirip cara Terbang
Burung Walet
Pesawat tanpa sistem
stealth (siluman)
Gambar kedua ini adalah
sebuah pesawat F-15 Eagle yang dalam desainnya banyak memiliki lekukan-lekukan
tajam pada body nya sehingga dapat di tangkap oleh radar dengan baik dan muncul
dalam monitor RCS sebagai dot-dot pesawat tempur yang menyusup.
Pada prinsipnya, supaya pesawat tersebut menjadi
stealth (siluman) adalah cara memperkecil Radar Cross Section (RCS) yang tampak
pada Radar. Langkah yang dilakukan adalah membuat desain bentuk pesawat
tersebut sedemikian rupa sehingga permukaan-permukaan pesawat sekecil mungkin
memantulkan energi yang dipancarkan radar untuk ditangkap kembali oleh antena
radar. Bahkan bila perlu bentuk pesawat tersebut sama sekali tidak memantulkan
energi radar. Kalaupun dipantulkan, diusahakan agar pantulan energi radar tersebut
diarahkan ke arah lain sehingga jika ada yang tertangkap kembali, paling tidak
hanya sebagian kecil saja. Untuk itu, maka bentuk pesawat dibuat aneh tidak
seperti biasanya. Seperti contoh, bentuk pesawat B-2 yang memiliki rentang yang
sama panjangnya dengan rentang pesawat DC-10 namun bentuknya dibuat pipih dan
melengkung di bagian tengah badannya. Dengan bentuk demikian, disamping cepat
rambat pancaran radar diperlambat juga memberikan efek pantulan ke segala arah.
Bentuk sayap pesawat juga memengaruhi pantulan
pancaran energi radar. Bentuk sayap pesawat lama yang lurus ke samping misalnya
memberikan pantulan yang sempurna sehingga pesawat ini mudah terdeteksi. pada
layar monitor, titik RCS pesawat-pesawat itu tampak besar.
Melihat kenyataan demikian, kemudian orang membuat
sayap sayung kebelakang, memang memperkecil pantulan namun tidak memuaskan
karena RCS makin besar, maka dibuatlah delta yang membuat sebagian besar
pancaran radar yang mengenai sayap itu, sebagian besar dibuang ke arah lain. Kemudian
dibuat sayap dengan bentuk sabit seperti yang dimiliki pesawat-pesawat generasi
berikutnya. Dengan membuat lengkungan pada bagian sayap, leading edge, maka
pantulan ke arah lain semakin sempurna.
Kemudian umumnya desain pesawat stealth tidak
mengijinkan adanya pylon atau penggantung rudal maupun roket yang digantungkan
pada badan dan sayap pesawat seperti yang dijumpai pada pesawat umumnya.
Sehingga rudal ditempatkan pada rak-bom (bomb bay) khusus.
Cara lain yakni dengan menggunakan material khusus
yang dikenal sebagai RAM (Radar Anti material) yang merupakan bahan penyerap
energi pancaran radar. Bahan-bahan tersebut antara lain komposit berupa
graphyte epoxy dari karbon. Karena bahan itulah, maka energi radar tidak
terpantulkan.
Mungkin seperti itulah gambaran mudahnya mengapa sebuah pesawat bisa lolos dari monitor pengawas musuh. Walapun begitu, pesawat F-117 ternyata memiliki kelemahan juga, pada saat konflik Yugoslavia, pesawat ini tertangkap radar dan tertembak jatuh oleh misil SA-3 SAM buatan Russia.
Ternyata jatuhnya pesawat itu pada saat bom bay nya (pintu bom) dalam keadaan terbuka sehingga mungkin sudut-sudut tajam itulah yang tertangkap oleh radar kemudian di seranglah dengan misil darat ke udara tersebut (surface to air missile).
Kesimpulannya, akan perlu penyempurnaan pada setiap generasi pesawat tempur, dengan penyempurnaan tersebutlah pihak suatu negara memperkecil jumlah korban jiwa yang berjatuhan.
Karakteristik
umum
Panjang :
65 ft 11 in
Lebar sayap :
43 ft 4 in
Tinggi :
12 ft 9.5 in
Luas sayap :
780 ft²
Bobot kosong :
29,500 lb
Bobot terisi :
52,500 lb
Mesin : 2× General Electric F404-F1D2 turbofans, 10,600 lbf masing-masing
Kinerja
Laju maksimum :
Mach 0.92 (617 mph, 993 km/h)
Laju jelajah :
Mach 0.92
Jarak jangkau :
930 NM
Batas tertinggi servis : 69,000 ft
Beban sayap :
65 lb/ft²
Dorongan/berat :
0.40
Persenjataan
2 × internal weapons bays with one hardpoint each
(total of two weapons) equipped to carry:
Bombs:
BLU-109 hardened
penetrator
GBU-10 Paveway II
laser-guided bomb
GBU-12 Paveway II
laser-guided bomb
GBU-27 Paveway III
laser-guided bomb
JDAM INS/GPS guided
munition
Sumber :
id.wikipedia.org
terselubung.blogspot.com
www.indowebster.web.id
kaskus.co.id
Rabu, 25 Juli 2012
Panzer VIII Maus, Tank Terbesar dan Terberat dari Jerman
Tag
AGKATAN DARAT
Panzer VIII Maus (atau Panzerkampfwagen VIII Maus)
merupakan tank paling berat yang selesai dikerjakan pada tahun 1944. Rancangan
dasar Tank ini bernama VK7001 / Porsche Type 205 yang diusulkan oleh Ferdinand
Porche kepada Adolf Hitler pada bulan Juni 1942. Pengerjaan tank ini terbilang
cepat, prototype pertama dibuat pada tahun 1943. Awalnya tank ini diberi nama
Mamut atau Mammoth dalam bahasa Inggris, nama yang pas karena terinspirasi dari
gajah jaman prasejarah yang besar dan kuat. Namun akhirnya, nama itu kemudian
diubah menjadi Mauschen (mausie) pada Desember 1942, sebelum akhirnya
diputuskan menggunakan nama Maus (mouse) pada Februari 1943.
Kedua prototipe (satu dengan menara, satu tanpa
menara) menjalani uji coba pada akhir tahun 1944. Tank ini memiliki panjang 10,2
meter (33 kaki 6 in), Lebar 3,71 meter (12 ft 2 in), Tinggi 3,63 meter (11,9
kaki) dan Beratnya yang mencapai 200 ton metrik yang awalnya direncanakan hanya
memiliki berat 100 ton.
Untuk persenjataan utama Maus menggunakan Kanon
128mm, dengan senjata bantuan 75mm, dengan ketebalan baja 40-240mm. Maus
dioperasikan oleh 6 awak, dan rencananya akan diproduksi hingga 200 unit, namun
hingga akhir perang, hanya dua unit yang berhasil dibuat.
untuk berat yang dapat dibawa dalam tangki. Meskipun
desain menyerukan kecepatan maksimum 20 kilometer per jam (12 mph), mesin tidak
ditemukan yang dapat membangkitkan daya listrik prototipe untuk lebih dari 13
kilometer per jam (8,1 mph) dalam kondisi ideal. Berat juga tidak memungkinkan
untuk menyeberang jembatan yang paling; itu dimaksudkan untuk ford atau
menenggelamkan dan menggunakan snorkel untuk menyeberangi sungai.
Masalah utama dalam pengembangan Maus adalah
menemukan mesin yang cukup kuat untuk menggerakan Tank Maus. Meskipun didesain
memiliki kecepatan 20 kilometer per jam, tetapi kenyataannya tak satupun mesin
di waktu itu yang mampu mencapai kecepatan diatas 13 km/jam dengan bobot
kendaraan hampir 200 ton.
Selain itu pula, dengan berat seperti itu, tidak ada
satupun jembatan yang akan mampu menahan bobotnya, karena terlampau berat,
sehingga para insinyurnya mencari akal dengan cara membuat snorkel diatas Maus,
sehingga Maus bisa berjalan di dasar sungai, dan memiliki kemampuan selam 45
kaki.
Spesifikasi :
Panzerkampfwagen VIII Maus
Pembuat :
Ferdinand Porche
Tahun Produksi :
1943
Jumlah dibangun : 2
Awak
: 6 Orang
Persenjataan :
Kanon 128mm, kanon bantuan 75mm, 2 machine Gun MG42
Dimensi :
Panjang 10,1m; Lbr 3,67 ; tinggi 3,66m ; tebal baja 240mm
Berat :
188.000 kg (188 ton)
Mesin
: Daimler-Benz MB 509
Performa :
Kecepatan Max 13 Km /jam
dapat menyelam dan berenang dengan ketinggian
45kaki
Sumber : automotivedunia.blogspot.com
en.wikipedia.org
terselubung.blogspot.com
faktawow.com
Minggu, 22 Juli 2012
WP Weserflug 1003, V-22 Osprey Versi Perang Dunia ke-2
Tag
ANGKATAN UDARA
WP Weserflug 1003, adalah pesawat Jerman yang dirancang pada tahun 1938 oleh Weserflug . Tujuan dari proyek ini adalah
membangun sebuah pesawat militer dengan rotor yang dapat dimiringkan dengan karakteristik
VTOL untuk digunakan dalam Perang Dunia II .
Pada awal tahun 1938 rencana untuk pesawat rotor tilt rotor
disusun, dan proyek bernama P 1003 didukung oleh Kementerian Udara. Pesawat ini
dibangun dengan sayap terpasang tinggi yang bisa menjadi berengsel di tengah
jalan bersama, dan dengan baling-baling pada setiap ujung sayap. Menggunakan mesin
tunggal Daimler-Benz DB 600 yang dipasang di tengah badan pesawat, dan drive
shaft terhubung ke mesin baling-baling yang normal memiliki diameter 4 meter, ketika
untuk lepas landas baling-baling akan memiliki diameter 2 meter. Rencana awal pesawat
akandilengkapi dengan roda landing gear yang dapat ditarik.
Desain WP Weserflug 1003 |
Untuk lepas landas, seluruh bagian luar dari sayap dapat
diputar 90 derajat sehingga baling-baling diarahkan lurus ke atas sehingga
mereka akan menciptakan gaya angkat yang akan meninggalkan pesawat dari tanah
dengan cara yang mirip dengan helikopter. Setelah di baling-baling udara akan
diputar untuk posisi horizontal dan akan mendorong pesawat ke depan.
Namun, pesawat itu tidak pernah dibangun karena kompleksitas
sistem VTOL, meskipun desain yang sangat mirip kemudian dibangun oleh Amerika
Serikat bernama Boeing V-22 Osprey , yang dimulai pengujian pada tahun 1989.
Focke-Wulf Ta 183, Inspirator Mig-15
Tag
ANGKATAN UDARA
Focke-Wulf Ta 183 Huckebein (Hunchback) adalah
desain pesawat tempur bertenaga jet yang dimaksudkan sebagai penerus Me
Messerschmitt 262 dan pesawat tempur Luftwaffe lainnya selama Perang Dunia II. Pesawat
ini dikembangkan hanya sampai sebatas pengetesan model ketika perang berakhir,
tetapi desain dasar dikembangkan lebih lanjut selama pasca-perang di Argentina
sebagai FMA Pulqui II.
Pada awal tahun 1945, Reichsluftfahrtministerium
(RLM) menyadari perkembangan jet Sekutu, dan lebih khawatir lagi bahwa mereka
mungkin harus menghadapi serangan pesawat pembom Gloster Meteor. Sebagai
tanggapan, mereka melembagakan Emergency Fighter Program dan mengakhiri
produksi sebagian besar pesawat pembom dan pesawat multi-peran yang mendukung pesawat
fighter, terutama jet tempur. Selain itu, mereka mempercepat pengembangan
desain eksperimental yang akan menjamin keunggulan kinerja, desain ini yang
nantinya akan menggantikan pesawat jet pertama Jerman (Messerschmitt Me 262 dan
Heinkel He 162).
Hasilnya adalah serangkaian desain canggih, beberapa
pesawat menggunakan sayap menyapu untuk meningkatkan kinerja transonik dan
menggunakan desain ekor pendek berekor untuk tujuan yang sama. Semenjak
insinyur pesawat Jerman sadar bahwa desain pesawat yang memiliki ekor dapat
mengalami masalah stabilitas serius dalam transonik tersebut, berbagai metode
stabilisasi dikembangkan. Desain tim Kurt Tank 's dipimpin oleh Hans Multhopp
dirancang pada tahun 1945 desain pesawat tersebut kemudian dikenal sebagai
"Huckebein", dan juga dikenal sebagai Project V (Proyek VI di
beberapa referensi) atau Desain II di Focke-Wulf.
DESAIN
Pengembangan Ta 183 dimulai sejak tahun 1942 sebagai
Proyek VI, ketika insinyur Hans Multhopp membentuk tim untuk merancang pesawat
tempur baru, berdasarkan pemahamannya yang sebelumnya Focke-Wulf desain studi
untuk pesawat tempur tidak memiliki kesempatan untuk mencapai hasil karena
tidak memiliki potensi untuk memiliki kecepatan transonik. Pesawat ini direncanakan
akan menggunakan mesin Heinkel HES 011 turbojet .
Persenjataan utama pesawat terdiri dari empat meriam
30 mm (1,18 di) MK 108. Pesawat ini memungkinkan juga untuk membawa beban bom seberat
500 kg (1.100 lb), terdiri dari satu 500 bom SD atau SC, satu BT 200 bom, lima
SD atau SC bom atau kamera pengintai Rb 20/30. Senjata akan ditampung di ruang
peralatan di bagian bawah badan pesawat.
Fw SuperLorin Modell kl3 |
Ilustrasi Pesawat Huckebein |
Sebanyak 16 prototipe itu harus dibangun, untuk menguji
antara Desain II dan variasi III. Pesawat Versuchs (seri uji eksperimental), Ta
183 V1-V3 itu harus didukung oleh turbojet Jumo 004B, sambil menunggu
pengiriman mesin jet 011 HES. Ta 183 V4-V14 merupakan pesawat pra-produksi dan
V15-V16 digunakan untuk menjadi pesawat uji statis. Penerbangan pertama pesawat
itu dilaksanakan pada Mei 1945, tetapi tidak pernah terwujud dengan disitanya
fasilitas Focke-Wulf oleh pasukan Inggris pada 8 April 1945.
Karakteristik
umum
Kru :
Satu
Panjang :
9,20 m (30 ft 2 in)
Lebar sayap : 10.00 m (32 ft 10 in)
Tinggi : (?)
Wing area : 22,5 m² (242 ft ²)
Berat kosong : 2.380 kg (£ 5247)
Loaded weight : 4.300 kg (£ 9480)
Powerplant : 1 × Heinkel HES 011 turbojet , 13
kN (2.700 lbf)
Kecepatan maksimum : 955 km / jam (593 mph)
Moyang dari
: MiG-15, MiG-17, F-86 Sabre
Persenjataan
4 × meriam 30 mm (1,18 di) MK 108
4 × Ruhrstahl X-4 AAMs atau bom 500 kg (£ 1102)
Sumber : wikipedia.org
H-4 Hercules "Spruce Goose"
Tag
ANGKATAN UDARA
Hughes H-4 Hercules (no. pendaftaran NX37602 atau juga
dikenal sebagai "Spruce Goose") adalah prototipe pesawat angkut berat
yang dirancang dan dibangun oleh perusahaan Hughes Aircraft. Pesawat melakukan
penerbangan satu-satunya pada tanggal 2 November 1947 dan proyek ini tidak
pernah maju di luar contoh tunggal yang dihasilkan. Dibangun dari kayu karena
bahan baku perang pembatasan pada penggunaan dari aluminium, itu dijuluki
"Spruce Goose" oleh para kritikus, meskipun dibuat hampir seluruhnya
dari birch, bukan cemara. Hercules adalah perahu terbang terbesar yang pernah
dibangun, dan memiliki lebar sayap terbesar dari setiap pesawat dalam sejarah.
Ia bertahan dalam kondisi yang baik di Evergreen Aviation Museum di
McMinnville, Oregon, USA.
Sementara ide asli untuk HK-1 Hercules datang dari
Henry J. Kaiser, pembuat kapal selama Perang Dunia II dan Angkatan Darat AS,
Howard Hughes orang yang membawa 'Spruce Goose "ke dalam keberadaan di
tahun 1947.
Pesawat kayu 400.000 pon memiliki lebar sayap 320
kaki (yang hanya 40 meter kurang dari lapangan sepak bola) dan diusulkan
sebagai cara untuk membangun pesawat yang bisa membawa pasukan dan kargo tanpa
menggunakan bahan perang yang berharga. Pesawat memiliki lambung tunggal yang
besar, diproduksi dorong dengan delapan mesin dan pada saat itu selesai pada
tahun 1947, memiliki biaya pemerintah US $ 22 juta dan Hughes $ 18 juta.
Hughes direncanakan untuk membawa 750 tentara yang
lengkap atau salah satu tank Sherman M4. HK-1 adalah pesawat terbesar yang
pernah dibangun hingga saat itu, pada kenyataannya, itu tiga kali lebih besar
dari pesawat yang datang sebelumnya. Meskipun semua uang dan waktu yang masuk
ke penciptaan, pesawat hanya terbang sekali; itu menempuh jarak satu mil, pada
ketinggian sekitar 33 kaki.
Karakteristik umum
* Crew: 3
* Panjang: 218 ft 8 in (66,65 m)
* Lebar sayap: 319 ft 11 in (97,54 m)
* Tinggi: 79 ft 4 in (24,18 m)
* pesawat Tinggi: 30 ft (9,1 m)
* Berat terisi: £ 400.000 (180.000 kg)
* Mesin: 8 × Pratt & Whitney R-4360 Wasp Mayor
mesin radial, 4.000 hp (2640 kW) masing-masing
* Propeller: berbilah empat Hamilton Standard, prop,
1 per mesin
o Propeller diameter: 17 ft 2 in (5,23 m)
Kinerja
* Kecepatan jelajah: 250 mph (407,98 km / h)
* Range: 3.000 mi (4.800 km)
* Service ceiling: 20.900 kaki (6.370 m)
Sumber :
Kaskus.co.id
Indowebster.com
XF-85 Goblin : "The Flying Egg"
Tag
ANGKATAN UDARA
XF-85 Goblin adalah sebuah pesawat tempur yang dikembangkan selama Perang Dunia II dan dimaksudkan untuk dibawa dalam ruang
bom raksasa daro Convair B-36 bomber sebagai "parasite fighter"
defensif. Karena kecil dan rupanya bundar, ia diberi nama "The Flying Egg".
Desain dan Pengembangan
Memiliki Bentuk Seperti Telur Terbang |
McDonnell XF-85 Goblin dirancang untuk memenuhi
kebutuhan USAAF untuk satu-kursi pesawat tempur-kawal "parasit" yang
dapat diangkut oleh sebuah pesawat bomber besar. Pengembangan dua prototip
telah diperintahkan pada Maret 1947. Desain hasilnya sepenuhnya memiliki
batasan desain, yang diperlukan untuk dapat masuk ke dalam ruang bom dari B-36
(meskipun pertama kali diuji dengan pesawat B-29). B-36 ditunjuk sebagai
pesawat induk yang dapat mengangkut tiga Goblins.
Sebuah badan pesawat kecil dan pendek dipasangi
dengan sayap tertekuk yang dapat dilipat dan dipasang rendah/menengah, dengan
bentang 21 kaki 1,5 inci (6,44 m). Pesawat ini bermesin sebuah turbojet
Westinghouse J34-WE-7, dengan daya dorong 3000 lb (1361 kg). Tidak ada roda
pendaratan kecuali untuk peluncuran darurat. Pesawat tempur ini dimaksudkan
untuk dapat kembali ke pesawat induk dan dok dengan rekstok gantung, dengan
menggunakan pengait yang dapat ditarik masuk.
Sejarah Pengoperasian
Sekarang sudah di musiumkan |
McDonnell membuat dua prototipe Goblin (USAF Serial no.
#46-523 dan #46-524). Selama pengujian terowongan angin di Moffett Field,
California, prototipe pertama XF-85 rusak. Akibatnya, prototipe kedua-lah yang
digunakan untuk uji penerbangan pertama; penerbangan pertama dilakukan pada
tanggal 23 Agustus 1948. Karena prototipe B-36 tidak tersedia, semua tes
penerbangan XF-85 dilakukan menggunakan pesawat induk konversi dari Boeing
EB-29 Superfortress. Pada penerbangan pertama, setelah lebih dari dua jam uji
terbang menjadi jelas bahwa turbulensi disekitar bomber membuat kesulitan
kontrol. Dalam penerbangan, pesawat ini stabil, mudah diterbangkan dan cepat
stabil setelah putaran. Namun, banyak pilot mengalami kesulitan untuk
mengaitkan Goblin ke rekstok gantung Bomber.
Penghentian program XF-85 pada pertengahan 1949
merupakan akibat dari beberapa faktor:
1. Pengaitan pesawat ke pesawat induk terbukti jauh
lebih sulit daripada yang diperkirakan; bahkan tes pilot berpengalaman juga
mengalami kesulitan. (Di sisi lain, Chuck Yeager menyatakan bahwa pilot tes
XF-85 tidak mampu melakukan formasi terbang.)
2. XF-85 bukan tandingan dari fighters konvensional
musuh untuk melindungi bombers – pesawat ini lebih lambat dan persenjataannya
jauh lebih ringan.
3. Meningkatnya jarak jangkau berbagai pesawat jet
tempur-kawal (bersama-sama dengan ditemukannya pesawat pengisi bahan bakar)
memungkinkan pesawat-kawal untuk melindungi bombers selama misi mereka.
4. Anggaran ketat yang berarti program kurang
penting seperti XF-85 dibatalkan.
Nantinya, B-36 digunakan sebagai pesawat induk untuk
tes serupa, yang membawa pesawat tempur konvensional Republik F-84
Thunderstreak. Tes ini, dikenal sebagai eksperimen FICON (Fighter Conveyor),
juga dianggap kurang berguna untuk penggunaan jangka panjang, sehingga akhirnya
dibatalkan.
General characteristics
•Crew: 1
•Length: 14 ft 10 in (4.5 m)
•Wingspan: 21 ft 1 in (6.4 m)
•Height: 8 ft 3 in (2.5 m)
•Wing area: 90 ft² (8.3 m²)
•Empty weight: 3,740 lb (1,696 kg)
•Loaded weight: 4,550 lb (2,063 kg)
•Max takeoff weight: lb (kg)
•Powerplant: 1× Westinghouse XJ34-WE-22 turbojet,
3,000 lbf (13.3 kN)
Performance
•Maximum speed: 664 mph (1,069 km/h)
•Service ceiling: 48,000 ft (14,630 m)
•Rate of climb: 12,500 ft/min (3,810 m/min)
•Wing loading: 51 lb/ft² (247 kg/m²)
•Thrust/weight: 0.66
Armament
•4x 0.50 in (12.7 mm) M2 Browning machine gun
Minggu, 15 Juli 2012
Tanket Tipe 95 Ha-Gō, Tank Mini Tentara Kekaisaran Jepang
Tag
AGKATAN DARAT
Tipe 95 Ha-Gō adalah tank ringan yang digunakan oleh
Tentara Kekaisaran Jepang dalam operasi-operasi pertempuran selama Perang
Sino-Jepang Kedua dan Perang Dunia Kedua. Meskipun sangat lambat untuk sebuah
tank ringan, namun cukup teruji dalam menghadapi pasukan infantri lawan dalam
kampanye di Manchuria dan Cina, karena Tentara Revolusioner Nasional Cina hanya
memiliki sangat sedikit tank atau senjata anti-tank tandingan. Namun begitu,
Tipe 95 memiliki lapisan baja atau peralatan yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan tank-tank sejenis milik sekutu, dan sudah dianggap usang
pada awal Perang Dunia II. Lebih dari 2000 buah Tipe 95 diproduksi.
Sejak awal 1930-an, tentara Jepang telah memulai
eksperimen perang mekanis yang meng-kombinasikan infantri dengan tank, namun
tank medium Tipe 89 I-Go tidak dapat mengimbangi laju infantri yang
dimotorisasi yang dapat bergerak hingga 40 km/jam dengan truk. Untuk memecahkan
masalah ini, Biro Teknik Angkatan Darat mengusulkan sebuah tank ringan baru
dengan kecepatan 40 km/jam dan mulai dikembangkan pada 1933. Prototipe tank
baru tersebut selesai pada 1934 di Sagami Arsenal. Kecepatan dan ketipisan
lapisan baja yang dimilikinya sama dengan tank penjelajah milik Inggris atau
tank BT milik Soviet. Nama kode untuk tank tersebut adalah "Ha-Gō" (ハ号),
disebut demikian karena adalah ”tipe ketiga” dari tank yang dikembangkan.
Pada 1935, sebuah pertemuan diadakan di Biro Teknik
Angkatan Darat, Tipe 95 dipresentasikan sebagai sebuah tank tempur utama untuk
satuan-satuan infantri mekanis. Infantri meragukan lapisan bajanya tidak cukup
tebal untuk mendukung pasukan, namun kavaleri menyatakan bahwa kecepatan dan
persenjataan yang diperbaiki meng-kompensasi kekurangan tersebut. Pada akhirnya
infantri setuju karena Tipe 95 tetap unggul dari satu-satunya alternatif lain,
mobil berlapis baja.
Produksi dimulai pada 1935 oleh Mitsubishi Heavy
Industries. Pada 1939, 100 unit dibuat. Mitsubishi akan terus membuat hingga
853 buah di pabriknya, dengan 1250 unit lainnya dibuat oleh Sagami Arsenal,
Hitachi Industries, Niigata Tekkoshō, Kobe Seikoshō, dan Kokura Arsenal.
Tipe 95 adalah pengembangan besar tank dan tanket
Jepang, namun segera dilibatkan dalam sebuah program intensif memproduksi
varian-varian yang lebih maju seperti model Manshū (Tipe M) yang merupakan
turunan langsung dari Ha-Gō. Tipe M identik secara teknis namun dikembangkan
untuk digunakan di sekolah tank Tentara Kwantung, di Manchukuo dan direncanakan
disediakan dalam jumlah yang jauh lebih besar untuk satuan-satuan lapis baja
Tentara Kekaisaran Manchukuo serta diproyeksikan diproduksi massal di negara
tersebut.
Pengembangan lainnya adalah tank ringan Tipe 98 Ke-Ni
yang memasuki produksi pada 1942 dengan 200 buah dibuat. Turunan ini memiliki
lapisan baja lebih baik dan membawa persenjataan terdiri dari satu meriam Tipe
100 37 mm dan dua senapan mesin 7,7 mm.
Tipe 95 juga merupakan basis tank amfibi Tipe 2
Ka-Mi yang membuktikan keandalannya dalam kampanye awal Jepang pada Perang
Dunia II.
BTR-90, Badak Baja dari Rusia
Tag
AGKATAN DARAT
BTR-90 (GAZ-5923) adalah kendaraan pengangkut lapis
baja (APC : armored personil carrier ) berpenggerak roda 8x8 buatan Rusia, APC ini dirancang
pada tahun 1993 dan pertama kali tampil di khalayak umum pada tahun 1994.
Merupakan varian yang lebih besar dari seri sebelumnya yaitu BTR-80, kendaraan
ini dilengkapi dengan bagian atas (turret) dari BMP-2. Pelindung yang lebih
baik dari BTR-80 memberikan perlindungan terhadap penetrasi proyektil kaliber
14,5 mm.
BTR-90 |
Kendaraan ini dilengkapi dengan meriam otomatis 2A42
kaliber 30 mm, senapan mesin kaliber 7,62 mm dan meriam anti tank (ATGM) AT-5
Spandrel juga pelontar granat otomatis AGS-17 kaliber 30 mm. Produksi dalam
jumlah terbatas telah digunakan oleh militer Rusia.
Pengembangan kendaraan ini dilakukan di Arzamas
Machine Building Plant (AMZ) yang merupakan anak perusahaan dari GAZ Joint
Stock Company. Pengembangan dimulai sejak awal tahun 1990an, purwarupa pertama
selesai di tahun 1994 dan pada tahun yang sama diperkenalkan ke publik.
Kendaraan ini diperuntukan sebagai kendaraan pendukung militer Rusia yang
berfungsi sebagai kendaraaan pengangkut personel, kendaraan intai, dan patroli.
Varian yang beragam dapat dibuat dengan memakai chassis BTR-90 ini. Kendaraan
ini dirancang dengan kemampuan mobilitas yang tinggi di berbagai medan jalan
dan pertempuran sekaligus memberikan kepada kru dan penumpangnya. BTR-90
dilengkapi dengan persenjataan yang digunakan pada BMP-2.
Bagian depan dari BTR-90 bentuk lancip sama halnya
seperti kendaraan APC LAV-25. Dengan ukuran yang dibuat lebih besar dan tinggi
dari pendahulunya BTR-80.
Mesin diesel turbo charger, liquid cooled dan sistem
multi-fuel digunakan sebagai mesin BTR-90 dan dapat menghasikan power sebesar
510 bhp. Bagian roda dibuat dengan desain delapan roda dan kemampuan bergerak
mundur, lengkap dengan kemampuan pergerakan kecepatan roda yang berbeda pada
masing-masing rodanya. Teknologi Duplicated electrical dan compressed air
engine start systems juga melengkapi kemampuan kendaraan ini. Setiap roda
dilengkapi dengan suspensi independen.
Peralatan komunikasi internal dan eksternal antara
lain : satu set radio R-163-50U untuk komunikasi eksternal, penerima radio
R-163UP dan interkom R-174 untuk komunikasi internal antar kru kendaraan.
Fitur
dan Kemampuan
Pada jalanan rata dan lurus kendaraan ini mampu
menembus kecepatan sampai dengan 100 km/jam dan pada kondisi medan berat
kecepatan rata-ratanya berkisar pada 50 km/jam.
Kendaraan ini mempunyai kemampuan amfibi dan dapat
masuk dan berjalan dalam air tanpa perlu adanya persiapan terlebih dahulu.
Penggerak dalam air berupa dua unit propeler jet dengan kecepatan maksimum 9
km/jam. Kendaraan ini dapat diluncurkan dari kapal ampibi dari kedalaman air.
Secara keseluruhan BTR-90 mampu diluncurkan dari kendaraan darat seperti dari
truk atau kereta api, dari dalam air dan juga udara.
Transmisi hidro mekanis meningkatkan manuver dengan
cara memberikan kecepatan yang berbeda pada masing-masing rodanya. Hal ini
menjadikan BTR-90 memiliki kemampuan belok rendah dengan radius 6 meter. Ketika
berbelok dengan menggunakan roda bagian depannya, kendaraan ini mempunyai
radius putar sebesar 14 meter. Rintangan yang dapat ditembus oleh BTR-90 antara
lain : parit dengan lebar 2,1 meter, turunan dengan kemiringan 60 %, lereng
dengan kemiringan 30 % dan pijakan vertikal 0,8 meter.
Kapasitas isi kendaraan sebesar 12 meter kubik, dan
dapat mengangkut beban seberat 7000 kilogram. Sebagai pilihan tambahan sistem
pendinginan ruangan (AC) dapat ditambahkan ke dalam sistem kendaraan. Komandan
kendaraan dapat mengambil alih kendali peralatan pengamatan dan juga dapat
mengambil alih kendali persenjataan. Sistem onboard information control system
(OICS) memungkinkan adanya kontrol otomatis pada sistem transmisi, mesin, dan
bagian-bagian penting pada kendaraan, sistem ini merupakan yang pertama kalinya
terdapat dalam sebuah kendaraan pengangkut lapis baja (APC). Pengontrol tekanan
ban terpusat terdapat pada kendaraan ini dan memungkinkan kendaraan untuk tetap
bergerak meskipun empat dari delapan rodanya rusak.
Lapisan
pelindung
Pelindung lapis baja kendaraan ini terbuat dari
pelat baja yang dilas. Pelindung ini memberikan perlindungan terhadap penetrasi
proyektil kaliber 14,5 mm pada bagian depan kendaraan. Pelindung bagian samping
dapat menahan penetrasi peluru dari senapan mesin kaliber berat dan pecahan
peluru meriam.
Pelat pelindung tambahan dapat dipasang sebagai opsi
tambahan perlindungan pada kendaraan ini. Perlindungan aktif bagi kendaraan
juga dapat digunakan, antara lain pelindung ledakan aktif (explosive reactive).
Pelindung aktif ini dapat dipasang pada pelindung kendaraan yang sudah ada
sebelumnya. Untuk perlindungan tambahan lainnya yaitu periskop dapat dipasang
sebagai pengganti bagian kaca depan kendaraan.
Pelindungan terhadap senjata nuklir, biologi dan
kimia (NBC) tersedia untuk dipasang pada kendaraan, pelindung ini dapat
melindungi awak dan penumpang dari bahaya radiasi nuklir, debu radioaktif, dan
ancaman senjata bakteri dan senjata kimia.
Ban kendaraan dapat menahan ledakan dari ranjau dan
proyektil senjata api ringan. Ketika kendaraan mengalami kerusakan dalam air,
sistem drainase yang sudah ada akan memopa air yang masuk. Sistem menembak
otomatis melengkapi fitur dari kendaraan ini, juga terdapat sitem bom asap yang
dapat didetonasi dari jarak jauh. Tiga unit pelontar granat terdapat pada tiap
sisi kendaraan.
Persenjataan
Senjata utama kendaraan ini adalah meriam otomatis
Shipunov 2A42 kaliber 30 mm dengan kapasitas amunisi yang dapat diangkut dalam
kendaraan sebanyak lima ratus butir.
Bentuknya lebih mirip IFV dari pada APC |
Senapan mesin PKT 7,62 mm dengan kapasitas 2000
butir peluru dan pelontar granat otomatis AGS-17 kaliber 30 mm merupakan
senjata sekunder dari kendaraan ini.
Sistem rudal kendali untuk sasaran lapis baja juga
tersedia. Senjata ini terdiri dari empat unit AT-5 Spandrel (Konkurs) yang
dipasang pada bagian turret, senjata ini dapat dilepas pasang dan dapat
digunakan untuk meluncurkan rudal dari darat.
Semua persenjataan dipasang pada turret dan dipandu
oleh sebuah sistem pengontrol tembakan. Sistem kontrol persenjataan ini dapat
digunakan baik pada saat kendaraan melaju dan berbagai kondisi cuaca. Bagian
turet kendaraan dapat berputar 360 derajat dengan sudut antara -5 sampai dengan
+75 derajat. Persenjataan mampu mencapai sasaran sampai dengan jarak 4 km.
Helikopter dan benteng dapat dicapai dengan jarak maksimum 2,5 km.
Selain persenjataan yang terdapat pada kendaraan,
awak dan penumpang juga dapat memberikan tembakan dukungan atau tembakan
perlindungan melalui lubang yang tersedia pada beberapa bagian kendaraan.
Spesifikasi
Berat : 20,9 ton
Panjang :
7,64 m
Lebar : 3,20 m
Tinggi : 2,98 m
Awak :
3 (+7 penumpang)
Senjata
Meriam
otomatis 2A42 kaliber 30 mm (kapasitas 500 butir amunisi)
Senapan
mesin PKT 7,62 mm (kapasitas 2000 butir amunisi),
AT-5 Spandrel ATGM,
satu unit pelontar
granat otomatis 30 (kapasitas 400 butir amunisi).
Jenis Mesin :
Mesin diesel turbocharged 510 hp (380 kW)
Suspensi :
Independen pada semua roda (8x8)
Daya jelajah :
800 km
Kecepatan :
100 km/jam,
9 km/jam dalam air
Sumber : Wikipedia.org
KRI Cakra (401)
Tag
ANGKATAN LAUT
KRI Cakra (401) merupakan kapal pertama dalam jenis
Kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama
Cakra dalam jajaran TNI AL. Kapal pertama merupakan KRI Tjakra (ejaan lama)
salah satu dari 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Russia (Kapal Selam Kelas
Whiskey) yang di scrap tahun 70-an.
KRI Cakra dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman
pada 1981. Merupakan Kapal selam tipe 209/1300 yang banyak digunakan oleh
Angkatan Laut sedunia. Mempunyai motto Tabah Sampai Akhir. KRI Cakra termasuk
dalam armada pemukul TNI Angkatan Laut. Kapal lain dalam kelas Cakra adalah KRI
Nanggala (402). Kedua kapal selam tersebut dibuat di Jerman Barat, dipesan pada
tahun 1977 dan pada tahun 1981, mulai bertugas bersama dengan KRI Nanggala
(402).
Tenaga digerakan oleh motor listrik Siemens jenis
low-speed disalurkan langsung (tanpa gear pengurang putaran) melalui sebuah
shaft ke baling-baling kapal. Total daya yang dikirim adalah 5000 shp (shaft
horse power), tenaga motor listrik datang dari baterai-baterai besar yang
beratnya sekitar 25% dari berat kapal, baterai dibuat oleh Varta (low power)
dan Hagen (Hi-power). Tenaga batere diisi oleh generator yang diputar 4 buah
mesin diesel MTU jenis supercharged. Senjata terdiri dari 14 buah terpedo buatan
AEG , diincar melalui periskop buatan Zeiss yang diletakan disamping snorkel
bikinan Maschinenbau Gabler.
KRI Cakra memiliki berat selam 1,395 ton. Dengan
dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Ditenagai oleh mesin diesel
elektrik, 4 diesel, 1 shaft menghasilkan 4,600 shp. Sanggup mendorong kapal
hingga kecepatan 21,5 knot. Diawaki oleh 34 pelaut. Sebagai bagian dari armada
pemukul KRI Cakra dipersenjatai 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung. KRI
Cakra menggunakan sonar dari jenis CSU-3-2 suite.
BGM-109 Tomahawk
Tag
WEAPON
Tomahawk adalah peluru kendali jelajah jarak jauh
dalam segala kondisi cuaca dan memiliki kecepatan subsonic (kurang lebih 1238 km/jam).
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 oleh General Dynamics, peluru
kendali ini (misil) didesain untuk jarak menengah dan jauh, mampu terbang
rendah dan juga dapat diluncurkan dari darat dan bawah air. Misil ini telah
beberapa kali dikembangkan, saat ini diproduksi oleh Raytheon. Perusahaan
dirgantara McDonnell Douglas (sekarang Boeing Defense, Space & Security)
pernah membuat peluru kendali jelajah ini.
SEJARAH
Tomahawk adalah sebuah rudal (peluru kendali)
jelajah atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Cruise missile buatan
Amerika Serikat yang dipakai oleh angkatan laut AS (US Navy). Dengan panjang
5,56 - 6,25 meter, Tomahawk berbobot antara 1.192,5 kg sampai 1.440 kg. Rudal
itu sanggup mengangkut beban untuk hulu ledak konvensional sampai 500 kg. Saat
ini Rudal Tomahawk diproduksi oleh pabrik Raytheon dan sebagian lagi di produksi
oleh McDonnell Douglas.
Sekarang Tomahawk tidak hanya bisa diluncurkan dari
kapal selam , tetapi bisa juga diluncurkan dari moda lain seperti kapal laut,
peluncur darat bahkan dari pesawat terbang. Untuk urusan hulu ledak, rudal ini
bisa dipasangi bermacam-macam hulu ledak, baik konvensional, TNT maupun nuklir.
berat dan ukuran hulu ledak pun bervariasi, tergantung tipe rudal dan
kebutuhannya. Tiap-tiap rudal ini mempunyai berat 1.440 kg.
Ada beberapa varian dari Rudal Tomahawk ini,
diantaranya adalah ; rudal tomahawk serang darat TLAM-C, rudal tomahawk yang
mampu melepaskan bom atau bomblet-dispensing land attack TLAM-D, Rudal tomahawk
dengan hulu ledak nuklir ataunuclear land attack TLAM-A dan TLAM-N (tidak
dikembangkan), dan Rudal Tomahawk anti kapal permukaan atau Anti-Ship Missile
(TASM). Semua jenis rudal tomahawk menggunakan pemandu : Global Positioning
System (GPS), terrain contour matching (TERCOM), agar dapat terbang rendah
menyusuri kontur bumi, oleh karenanya tidak jarang rudal ini terbang hanya di
ketinggian beberapa puluh meter saja. Deteksi sinar infra merah juga hampir
mustahil, karena mesin turbofan hanya memancarkan sedikit sekali panas. Rudal
Tomahawk juga dilengkapi sistem Korelasi Pencocokan Area digital, kontrol Time
of Arrival (waktu tempuh), dan mesin turbo.
Rudal itu dapat digunakan untuk menggempur berbagai
sasaran tidak bergerak, seperti pusat-pusat komunikasi dan pertahanan udara,
termasuk sasaran yang sangat sulit sekalipun. Untuk menggempur sasaran di
darat, Tomahawk dituntun oleh radar jarak jauh Tercom dengan kemampuan
mengenali kontur daratan. Radar tersebut memakai data peta-peta untuk
menentukan posisi rudal tersebut. Jika diperlukan, arah dan posisi rudal bisa
dibetulkan agar tepat sasaran.
DESAIN
Peluru Kendali Tomahawk yang kembali ramai
dibicarakan dikalangan petinggi angkatan bersensajata di seluruh dunia,
menyusul digunakannya kembali Tomahawk oleh pasukan koalisi di Libya
akhir-akhir ini, merupakan jenis missil penjelajah bertenaga Jet dengan
kecepatan maksimum bisa mencapai 880 km per-jam walaupun masih di bawah
kecepatan suara (subsonic missile). Rudal ini awalnya dibuat oleh perusahaan
General Dynamic sekitar tahun 1970, dengan daya jelajah menengah dan jauh,
namun baru dimulai digunakan sekitar tahun 1993 pada saat perang Teluk
berkecamuk.
Jenis Tomahawk yang dipergunakan oleh pasukan
koalisi dalam melakukan gempuran di Libya, untuk menekan Pimpinan Revolusi
Libya, Kolonel Moammar Qaddafi, diduga menggunakan Tomahawk jenis RGM/UGM-109E
dengan system penghancur sasaran darat Block IV yang telah ditingkatkan
kemampuannya dengan TLAM-C.
Tomahawak, diproduksi dengan disain modular,
sehingga dapat dimodifikasi dengan berbagai macam hulu ledak, sensor pendeteksi
target dan daya jelajah tergantung kondisi medan yang dihadapi.
Untuk mencapai sasaran Tomahawk dilengkapi sensor
pengindera jarak jauh, yang dilengkapi dengan sensor Global Posisitioning
System (GPS) dan sensor Terrain Contour Matching (TERCOM). TERCOM sendiri
merupakan teknologi yang sudah sangat luas digunakan dalam berbagai system
persenjataan modern.
Teknologi penginderaan TERCOM lahir sebagai jawaban
untuk mengatasi kesulitan penginderaan jarak jauh yang acapkali terbatas oleh
karena kondisi alam yang memiliki berbagai bentuk kontur tanah yang
berbeda-beda, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda pula untuk setiap
titiknya. TERCOM dengan kemampuan pengenalan kontur medan yang menjadi objek
sasaran secara visual dari berbagai sudut dengan teknologi sintesa citra
(imaginary synthesis) yang ditanamkan di dalam Tomahawk, sehingga setiap rudal
Tomahawk yang telah dilengkapi dengan TERCOM, akan dengan mudah dan relatip
lebih akurat mengenali sasaran dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi, dengan
kemampuan membandingkan dan menyesuaikan kontur medan sasaran yang di sasar
dengan data kontur medan sasaran yang telah diprogram sebelumnya di dalam rudal
sebelum diluncurkan dengan penyimpangan titik sasaran tidak lebih 10 meter dari
target yang telah ditentukan.
Peningkatan kemampuan yang signifikan terhadap
Tomahawk, adalah kemampuan perang terpusat, dimana Tomahawk dapat menerima
masukan dari pasukan darat, pesawat tempur, satelit bahkan dari pesawat
pengintai tak berawak, kemudian mengolahnya, pada saat terbang sebelum mencapai
sasaran.
Tomahawk juga dilengkapi denganTV-camera sehingga
pusat komando dapat mengawasi perjalanan Tomahawk serta dapat membelokkan
Tomahawk ke sasaran lain apabila diperlukan, walaupun telah memiliki target
awal yang diarahkaan sebelum di luncurkan.
Pengusung Tomahawk (missile carrier), menempatkan
setiap Tomahawk di dalam tabung bertekanan untuk melindungi Tomahawk dari
benturan phisik dengan benda lain selama di dalam perjalanan, dan tabung ini
juga merupakan perlengkapan yang digunakan sebagai alat peluncur (Tomahawk
Launcher).
System persenjataan Tomahawk menggunakan Tomahawk
Weapon Control System (TWCS) untuk kapal perang di atas permukaan air atau
Combat Control System (CCS) untuk dipakai oleh kapal selam yang mengusung
Tomahawk.
Beberapa kapal perang dari Amerika yang
dipersenjatai dengan Tomahawk adalah USS Iowa, USS New Jersey, USS Missouri,
dan USS Wisconsin, Walaupun demikian, dibalik kecanggihan Tomahawk, tidak dapat
disimpulkan apakah Tomahawk yang digunakan di Libya untuk kepentingan
kemanusiaan, atau memang benar kalau Tomahawk dimanfaatkan untuk urusan
penguasaan ladang minyak Libya.
Jumat, 13 Juli 2012
Pesawat N-250
Tag
ANGKATAN UDARA
Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter
turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI,
Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara
menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia
atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan
di Indonesia. berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN
menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu
dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.
Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha
merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di
kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat
Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan
produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun
kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun
untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar
internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan
kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.
Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat
itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena
salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak
keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di
Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.
Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari
Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah
ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan
kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas
turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya
jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan
menurunkan performa).
Langganan:
Postingan (Atom)