Senin, 02 Juli 2012
Gloster Meteor, Veteran Perang Dunia ke-2
Tag
ANGKATAN UDARA
Gloster Meteor adalah pesawat jet tempur pertama
Inggris dan merupakan satu-satunya pesawat tempur dengan mesin jet yang
digunakan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. Walaupun sudah digunakan
sejak Perang Dunia II, namun pesawat tempur ini dikembangkan menjadi berbagai
macam varian setelah Perang Dunia II selesai. Produksi Meteor sendiri mencapai
3.947 unit dan dibuat setidaknya dalam 21 varian.
Meteor dirancang oleh Sir Frank Whittle dan
diproduksi oleh Gloster Aircraft Company, walaupun kemudian pesawat ini juga
ikut diproduksi oleh Armstrong Whitworth. Pesawat ini adalah pesawat jet tempur
pertama yang digunakan secara operasional, yaitu ketika mulai dioperasikan oleh
Skadron No.616 Angkatan Udara Inggris pada tanggal 12 Juli 1944. Pengoperasian
Meteor ini hanya berselang sembilan hari sebelum Messerchmitt Me-262 digunakan
secara operasional oleh Angkatan Udara Jerman.
Walaupun sama-sama merupakan jet tempur yang
digunakan dalam Perang Dunia II, namun Meteor dan Me-262 tidak pernah saling
bertemu dalam pertempuran udara. RAF sendiri pada awalnya lebih banyak
menugaskan skadron-skadron Meteor untuk menghadapi serangan roket jarak jauh
V-1 dan melarang operasional Meteor di wilayah daratan Eropa dengan alasan
untuk menghindari adanya Meteor yang tertembak jatuh sehingga dapat dipelajari
oleh Jerman. Meteor sendiri baru digunakan di wilayah Eropa Daratan pada bulan
Januari 1945, setelah supremasi udara benar-benar dikuasai oleh pasukan Sekutu;
namun itu pun terbatas pada misi-misi pengintaian bersenjata dan ground attack.
Selama Perang Dunia II, Meteor berhasil menembak jatuh 14 roket V-1 dan
menghancurkan 46 pesawat Jerman di darat.
Setelah Perang Dunia II, Meteor dikembangkan lebih
lanjut menjadi banyak varian dan juga diekspor ke sejumlah negara. Salah satu
negara yang kemudian membeli jet tempur ini adalah Australia yang membeli
varian Metero F.8. Meteor F.8 milik Angkatan Udara Australia ini kemudian ikut
bertempur dalam Perang Korea. Dalam Perang Korea, Meteor lebih banyak
ditugaskan untuk misi-misi ground attack mengingat kemampuan pesawat ini tidak
sebanding dengan MiG-15 yang banyak digunakan oleh pasukan komunis. Walapun
demikian, Meteor Angkatan Udara Australia berhasil menembak jatuh enam MiG-15
di samping menghancurkan sekitar 3.500 bangunan dan 1.500 unit kendaraan
pasukan komunis. Namun Australia harus kehilangan 30 unit Meteor karena
berbagai sebab dalam perang tersebut, sebagian besar karena terkena tembakan
meriam anti serangan udara.
Selain Perang Dunia II dan Perang Korea, konflik
bersenjata lainnya yang melibatkan Meteor adalah perang Arab-Israel. Satu hal
unik dalam perang Arab-Israel adalah bahwa baik Angkatan Udara Mesir, Israel,
dan Suriah adalah sama-sama pengguna jet tempur Meteor. Pesawat tempur ini
bahkan sama-sama digunakan oleh Angkatan Udara Mesir dan Israel dalam Krisis
Suez tahun 1956, namun lebih banyak ditugaskan untuk misi-misi ground attack.
Setelah Krisis Suez tahun 1956, Mesir dan Suriah lebih mendekat kepada Uni
Soviet dan memperoleh persenjataan dalam jumlah besar dari Uni Soviet. AU Mesir
dan Suriah pun kemudian mempensiunkan Meteor mereka dan menggantinya dengan
MiG-15 dan MiG-17, sementara AU Israel tetap mengoperasikan Meteor sampai
dengan tahun 1961.
Pada masa-masa awal Perang Dingin, kekuatan utama
nighfighter Angkatan Udara Inggris adalah varian nightfighter dari pesawat
tempur de Havilland Mosquito yang merupakan peninggalan Perang Dunia II. Di
tahun 1948 sebenarnya Inggris sudah mulai mengembangkan Gloster Javelin yang
merupakan all weather interceptor, namun pengembangan Javelin ternyata
mengalami keterlambatan. Sebagai pengisi kekuatan sementara, RAF kemudian
memutuskan untuk menggunakan varian night fighter Meteor yang dikembangkan dari
varian pesawat latih berkursi ganda Meteor T.7. Namun Gloster Aircraft Company
ternyata tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi varian ini sehingga
produksi varian nighfighter dari Meteor dilakukan oleh perusahaan Armstrong
Whitworth.
Armstrong Whitworth membuat varian nightfighter
Meteor dalam empat versi, mulai dari Meteor NF.11 sampai dengan Meteor NF.14.
Meteor NF.11 dilengkapi dengan radar AI MK.10 yang merupakan pengembangan dari
radar Westinghouse SCR-720. Versi NF.11 sendiri kemudian dikembangkan menjadi
vesi NF.13 yang khusus digunanakan untuk medan perang tropis dan sempat
digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dalam Krisis Suez tahun 1956.
Versi lainnya dari varian nightfighter Meteor adalah
Meteor NF.12 yang dilengkapi dengan radar APS-21 buatan Amerika Serikat dan Meteor
NF.14 yang merupakan varian terakhir dari pesawat tempur Meteor. Meteor NF.14
adalah Meteor terakhir yang digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dan
dioperasikan sampai tahun 1961. Namun sebanyak empat belas unit NF.14 kemudian
dikonversi menjadi pesawat latih dan tetap digunakan sampai tahun 1965.
Selain Inggris, negara-negara pengguna Meteor
lainnya adalah Argentina, Australia, Belgia, Biafra (negara pecahan Nigeria
yang berdiri pada tahun 1967,namun pada tahun 1970 kembali dikuasai oleh
Nigeria), Brazil, Kanada, Denmark, Ekuador, Mesir, Perancis, Jerman Barat,
Israel, Belanda, Selandia Baru, Afrika Selatan, Swedia, dan Suriah. Angkatan
Udara Ekuador adalah pengguna terakhir Meteor dan baru mempensiunkan pesawat
tempur ini pada tahun 1980-an.
Specifications
Crew : 2
Powerplant : 2 x 15.6 kN Rolls-Royce Derwent 8
turbojet engines
Length : 14.78m
Wingspan : 13.11m
Height : 4.24m
Weight empty : 5,451 kg
Maximum take-off weight : 9,088 kg
Maximum speed : 933 km/h
Range : 1,480 km
Service ceiling : 12,192m
Armament : 4 x 20mm Hispano Mk.II cannons
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar