Jumat, 13 Juli 2012
Pesawat N-250
Tag
ANGKATAN UDARA
Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter
turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI,
Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara
menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia
atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan
di Indonesia. berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN
menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu
dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.
Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha
merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di
kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat
Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan
produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun
kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun
untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar
internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan
kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.
Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat
itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena
salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak
keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di
Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.
Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari
Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah
ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan
kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas
turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya
jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan
menurunkan performa).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar